Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya meminta dukungan pemerintah pusat untuk mengatasi kemacetan Bali. Dua moda transportasi massal, bus Trans Metro Dewata (TMD) dan rencana proyek Bali Urban Rail (Subway Bali), dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimasi Layanan Kebandarudaraan di Hotel Novotel, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kamis (23/1/2025).
Rakor tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menkoinfra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Rakor juga diikuti staf ahli dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Mahendra menyoroti pemberhentian operasi bus Trans Metro Dewata per 1 Januari 2025. Hal ini berdampak pada akses menuju bandara. Sebab, tiga koridor dari dan ke Bandara Ngurah Rai otomatis dihentikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kami sedang mengupayakan pergeseran anggaran untuk bisa mengambil alih," ujarnya seraya mendukung langkah pemerintah dalam mengoptimalkan water taxi alias taksi air sebagai transportasi alternatif.
Mahendra Jaya juga memaparkan progres rencana pembangunan Subway Bali yang saat ini memasuki fase penetapan trace (jalur). Rute yang diusulkan meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Central Parkir Kuta-Seminyak-Berawa-Cemagi, Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Universitas Udayana-Nusa Dua, Central Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur dan Renon-Sukawati-Ubud.
Subway dinilai menjadi solusi kemacetan. Sebab, pelebaran jalan di darat sulit dilakukan mengingat padatnya permukiman penduduk. Ia berharap usulan tersebut segera disetujui oleh Kementerian Perhubungan sehingga proyek Subway Bali bisa berlanjut ke tahap berikutnya.
Dalam rakor tersebut, Mahendra Jaya menyampaikan apresiasi atas perhatian besar pemerintah pusat dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Bali. Ia menjelaskan hingga saat ini pertumbuhan ekonomi Bali masih sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Terkait perkembangan pariwisata, ia menuturkan bahwa Bali merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi turis mancanegara. Hal ini dapat dilihat dari layanan penerbangan di Bandara Ngurah Rai yang didominasi oleh penerbangan internasional.
"60 persen internasional, 40 persen domestik," ujar Mahendra.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat atas upaya penataan dan penambahan moda transportasi di sekitar bandara. Berkat langkah tersebut, ia bersyukur kemacetan di akses bandara yang terjadi tahun lalu tidak terulang tahun ini. Namun, menurutnya, penataan transportasi masih perlu terus dilakukan, khususnya di akses keluar bandara.
AHY menyambut baik rencana pengembangan Subway Bali dan berencana membahasnya dalam pertemuan khusus. Ia menegaskan pemerintah memberi perhatian khusus kepada Bali sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia.
"Kami ingin Bali tetap menjadi destinasi wisata kelas dunia," ujar Ketum Partai Demokrat itu.
Menurut AHY, Bali merupakan pulau yang unik dengan daya tarik luar biasa. Maka, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai penataan, salah satunya melalui optimasi layanan di bandara.
AHY menyampaikan beberapa arahan tindak lanjut kepada sejumlah kementerian. Kementerian Pariwisata bersama InJourney Airport diberi tugas untuk menjadikan Bali sebagai hub pariwisata bagi wisatawan asing melalui paket wisata bertajuk Bali Plus yang terhubung dengan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Yaitu, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diminta untuk memfasilitasi penyusunan regulasi guna mendukung pengoperasian water taxi. Kementerian Perdagangan ditugaskan untuk menentukan kriteria marketing points di beberapa bandara internasional guna membantu promosi produk-produk Indonesia dan meningkatkan ekspor nasional.
(hsa/gsp)