MTI Sarankan Pemda Sarbagita Bantu Subsidi Trans Metro Dewata

MTI Sarankan Pemda Sarbagita Bantu Subsidi Trans Metro Dewata

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 02 Jan 2025 13:04 WIB
ParaΒ pekerja PT Satria Trans Metro yang terdiri dari sopir dan manajemen berkumpul di parkir sisi timur Terminal Ubung, Denpasar, Kamis (2/1/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Foto: ParaΒ pekerja PT Satria Trans Metro yang terdiri dari sopir dan manajemen berkumpul di parkir sisi timur Terminal Ubung, Denpasar, Kamis (2/1/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Denpasar -

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali menyarankan pemerintah daerah (pemda) yang di wilayah Sarbagita, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan turut membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk menyubsidi bus Trans Metro Dewata (TMD).

"Harapan kami bahwa kelima pemda ini duduk bareng, berkontribusi untuk memberi layanan ini," ujar Ketua MTI Bali, I Made Rai Ridartha, saat ditemui di Terminal Ubung, Denpasar, Kamis (2/1/2025).

Rai memerinci jika anggaran tahunan TMD sebesar Rp 80 miliar, maka tanggung jawab bisa dibagi rata ke lima pemda. Jadi, setiap pemda mengeluarkan Rp 16 miliar. Menurutnya, Pemprov Bali terlalu lama mengambil keputusan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rai menegaskan Pemkab Badung sebagai pemda terkaya seharusnya bisa memberikan subsidi terbesar karena wilayahnya dilewati hampir seluruh koridor.

"Kami tahu fiskal Badung itu kuat, silakan dilayani wilayah Badungnya. Sehingga beban dari kebupaten/kota yang lain yang pendapatannya tidak sebesar Badung, bisa lebih ringan," jelas Ridartha.

ADVERTISEMENT

Dia khawatir jika terlalu lama tidak beroperasi, masyarakat akan cepat beralih ke kendaraan pribadi lagi. Padahal, selama beroperasi empat tahun lebih, sudah banyak yang menggunakan bus TMD sebagai rutinitas sehari-hari.

"Yang punya motor naik motor lagi, yang punya mobil naik mobil lagi. Yang tidak punya kendaraan bisa jadi dia akan beli kendaraan," tutur Rai.

Jika kebiasaan itu kembali lagi, Rai melanjutkan, operasional angkutan massal serupa akan kembali lagi dari awal kesulitan mencari penumpang.

"Betapa susahnya kita mengumpulkan orang yang mau naik angkutan umum. Sekarang tiba-tiba angkutan umumnya tidak ada, saya merasakan bagaimana mereka kecewa," tandasnya.

Terpisah, Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali, Ngurah Dana Wijaya, melihat banyak masyarakat yang kaget dengan berhentinya operasional bus TMD ini.

"Itu sebabnya kalau kita lihat di media sampai mereka mengajukan suatu petisi 10 ribu sudah menginginkan lanjut berjalan," ujar Dana.

Dia menilai masyarakat untuk naik transportasi publik mulai tinggi. Dari data PT Satria Trans Metro, ada 5 ribu penumpang per harinya dengan presentase pada 2024 naik 36 persen.

"Penggunanya ini sedang naik, sedang tinggi-tingginya ini animo masyarakat jadi sayang sekali," tandas Dana.




(hsa/hsa)

Hide Ads