Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali masih berupaya mempertahankan eksistensi Trans Metro Dewata (TMD). Masih ada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang dianggarkan untuk transportasi publik itu.
"Masih dianggarkan (untuk operasional TMD). Ada dari pusat dan daerah, mudah-mudahan tetap ada. Kami akan usulkan," kata Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya seusai acara Refleksi Akhir Tahun 2024 pagi di rumah jabatannya, Jumat (27/12/2024).
Mantan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bidang Keamanan dan Hukum itu menegaskan TMD akan beroperasi pada 2025. "Nggak (akan dihentikan). Belum ada rencana," ungkap Mahendra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahendra mengatakan Pemprov Bali masih mengevaluasi TMD. Apalagi, TMD masih menjadi andalan masyarakat dalam mobilitas sehari-hari dan merupakan salah satu layanan publik yang bagus.
"Jadi, kami berusaha untuk tetap beroperasi," jelas mantan perwira tinggi Polri itu.
Diberitakan sebelumnya, Bus Trans Metro Dewata (TMD) terancam tak beroperasi lagi pada 2025. Sinyal sayonara muncul lantaran tak ada anggaran untuk operasional transportasi publik itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengungkapkan operasional bus TMD selama ini disubsidi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, subsidi untuk bus TMD tak dialokasikan lagi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
"Itu kan dananya dari Jakarta (subsidi Kemenhub). Kalau perusahaan berpikir harus pindahkan (bus) ke tempat lain karena lebih membutuhkan, ada kemungkinan kami setop operasi," ujar Samsi, Kamis (26/12/2024).
Berdasarkan data, penumpang TMD sejak Januari hingga 22 Desember 2024 mencapai 1.700.548 orang dari semua koridor. Adapunn rata-rata penumpang 5.109 orang per hari.
Penumpang TMD itu terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2023, tercatat 2.074.339 penumpang dengan rata-rata 5.714 orang per hari. Sedangkan, pada 2022 tercatat 2.390.745 penumpang dengan rerata 6.586 orang per hari.
Masyarakat Bali, dia berujar, telah lama kehilangan layanan transportasi publik. Walhasil, mereka lebih terbiasa menggunakan kendaraan pribadi.
Menurut Samsi, Bali berbeda dengan daerah lain yang juga memiliki Teman Bus seperti TMD. Ia mencontohkan masyarakat di Pulau Jawa yang terbiasa menggunakan transportasi publik karena jarak antardesa saja cukup jauh.
"Di sini (Bali) kan dekat-dekat. Tetapi, lama-lama orang juga mulai mikir kalau hujan enak di bus, tinggal bawa payung," imbuh Samsi.
(iws/iws)