Tak Ada Dana APBN untuk Trans Metro Dewata pada 2025

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 26 Des 2024 18:37 WIB
Bus Trans Metro Dewata saat berhenti di halte Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung. (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Layanan bus Trans Metro Dewata (TMD) terancam berhenti beroperasi tahun depan karena tak ada alokasi dana dalam APBN 2025. Selama ini, operasional bus tersebut masih disubsidi Kementerian Perhubungan.

"Bahwa tidak terdapat penganggaran pada pengesahan alokasi APBN tahun anggaran 2025," ujar Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya atau Trans Metro Dewata, Ida Bagus Eka Budi, kepada detikBali, Kamis (26/12/2024).

Sampai saat ini, dia belum mendapat kepastian dari Kemenhub terkait operasional bus tersebut. Mereka kini hanya menunggu arahan, apakah terus beroperasi atau disetop.

"Kami selaku operator Teman Bus Bali tentunya menunggu arahan lebih lanjut dari Kemenhub," tuturnya.

Budi menjelaskan bus TMD merupakan proyek stimulan dari Kemenhub untuk memaksimalkan layanan angkutan umum di Bali. Stimulan ini berlaku selama lima tahun.

"Terhitung mulai tanggal 6 Desember 2019 sampai dengan 6 Desember 2024," sebut Budi.

Meski masa stimulan telah berakhir, kontrak TMD dengan Kemenhub baru akan berakhir pada 31 Desember 2024. Dia berharap ada solusi terbaik untuk tahun depan.

"Semoga ada solusi terbaik untuk memberikan pelayanan kepada pengguna TMD dan masyarakat di Sarbagita," pungkas dia.

Sebagai catatan, biaya operasional bus yang disubsidi pemerintah pusat itu mencapai Rp 6 miliar per bulan. Dananya dikorek dari APBN. Hingga kini, TMD memiliki 105 armada dengan 95 armada yang beroperasi dan sisanya sebagai cadangan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta menyebut bus Trans Metro Dewata (TMD) terancam tak lagi beroperasi pada 2025. Sebab, ia melihat bus TMD masih belum berjalan optimal.

"Itu kan dananya dari Jakarta (subsidi Kementerian Perhubungan). Kalau perusahaan berpikir bahwa harus pindahkan ke tempat lain karena tempat lain lebih membutuhkan ya ada kemungkinan kami setop operasi," ujar Samsi, Kamis (26/12/2024).

Samsi mengatakan masyarakat Bali sudah lama kehilangan transportasi publik. Sehingga, masyarakat sudah terbiasa menggunakan kendaraan pribadi.

"Jadi kita untuk kembali lagi ke sana (transportasi publik) butuh waktu untuk penyesuaian, butuh dipaksa kadang-kadang," ungkap dia.



Simak Video "Video: Nasib Supir Bus Trans Metro Dewata Seusai Berhenti Operasi"

(dpw/gsp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork