Investasi Tumbuh Subur di Badung, Giri Prasta Minta Moratorium Hotel Dikaji

Investasi Tumbuh Subur di Badung, Giri Prasta Minta Moratorium Hotel Dikaji

Sui Suadnyana, Agus Eka - detikBali
Jumat, 13 Des 2024 22:59 WIB
Bupati Badung I Nyoman Giri PrastaΒ saat ditemui di kawasan Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali, Jumat (13/12/2024). (Foto: Agus Eka/detikBali)
Foto: Bupati Badung I Nyoman Giri PrastaΒ saat ditemui di kawasan Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali, Jumat (13/12/2024). (Foto: Agus Eka/detikBali)
Badung -

Sebagai barometer pariwisata Bali, pembangunan di Badung terus bertumbuh pesat. Investasi di bidang akomodasi menjadi sektor yang paling subur berkembang di wilayah ini.

Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, mengakui daerah yang dipimpinnya masih sangat bergantung pada sektor pariwisata. Masuknya investasi akomodasi perhotelan dan sejenisnya tak dapat dibatasi karena menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika ekonomi daerah. Giri juga menyinggung isu moratorium pembangunan hotel.

"Memang ada moratorium. Kami dukung penuh soal itu. Namun, moratorium itu mesti dikaji secara holistik, dilakukan secara menyeluruh. Kami-kami ini harus dilibatkan, seperti Badung, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan," kata Giri Prasta di kawasan Canggu, Kuta Utara, Jumat (13/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Giri, pembatasan investasi akomodasi tidak bisa sepenuhnya dibendung karena menyangkut berbagai kepentingan, termasuk ekonomi masyarakat di kawasan pariwisata. Hal tersebut, menurutnya, harus ditinjau dari berbagai aspek.

Dia mencontohkan adanya masyarakat yang terpaksa menjual atau menyewakan lahannya untuk pembangunan hotel dan fasilitas lainnya. Mereka berharap adanya perbaikan kualitas hidup melalui pemanfaatan lahan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Belum lagi ada lahan masyarakat yang tidak memiliki akses air sehingga untuk pertanian tidak bisa digunakan. Maka, peruntukannya dialihkan untuk akomodasi pariwisata. Jika tidak kami berikan, saya bisa didemo oleh masyarakat pemilik lahan," ucap Giri.

Terkait moratorium, Giri menyarankan agar pembangunan hotel dan fasilitas sejenis disesuaikan dengan daya dukung wilayah tersebut. "Menurut saya, jika tingkat hunian hotel masih di bawah 50 persen, apalagi pada masa high season seperti sekarang, rasanya moratorium ini belum tepat dilakukan," ungkap politikus PDIP itu.

Giri menyadari bahwa masifnya pembangunan berdampak pada makin banyaknya lahan yang beralih fungsi. Namun, ia menegaskan hal tersebut tidak menjadi masalah selama peruntukannya jelas dan sesuai dengan regulasi tata ruang yang berlaku.

"Tinggal memastikan hak dari masyarakat terlindungi sesuai dengan ketentuan regulasi yang ada. Saya kira itu yang terpenting," tambahnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah hotel di semua kelas di Badung pada tahun 2022 mencapai 380 hotel. Pada tahun yang sama, jumlah hotel berbintang lima sebanyak 65 hotel.

Jumlah ini terus meningkat pada tahun berikutnya. Pada 2023, hotel di semua kelas di Badung bertambah menjadi 413, dengan jumlah hotel berbintang lima naik menjadi 69 hotel. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Badung, total akomodasi yang mencakup hotel berbintang, pondok wisata, dan hotel melati mencapai 1.510 unit pada 2023.




(hsa/iws)

Hide Ads