Harga Pangan Mulai Naik di Pasar Tradisional NTB, Bawang Paling Mahal

Harga Pangan Mulai Naik di Pasar Tradisional NTB, Bawang Paling Mahal

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Jumat, 22 Nov 2024 22:39 WIB
Komoditas pangan yang dijual di Pasar Mandalika, Mataram, NTB. (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Komoditas pangan yang dijual di Pasar Mandalika, Mataram, NTB. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai merangkak naik menjelang akhir tahun. Dari berbagai jenis komoditas, bawang merah menjadi komoditas dengan kenaikan yang cukup signifikan.

Nur Halimah, pedagang bawang merah dan bawang putih di Pasar Mandalika, Mataram, mengatakan kenaikan harga bawang merah sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Harga bawang merah pekan sebelumnya masih ada pada kisaran Rp 27 ribu hingga Rp 28 ribu per kilogram (kg).

"Per hari ini, sudah Rp 40 ribu sampai Rp 42 ribu per kilogramnya," kata Halimah di Mataram, Jumat (22/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halimah mengakui kenaikan harga bawang merah memang cukup signifikan. Hal itu dikarenakan harga beli bawang merah di tingkat petani juga telah mengalami kenaikan. Dirinya menduga kenaikan harga bawang merah disebabkan faktor cuaca cukup ekstrem.

"Dari petaninya (harga) sudah naik, jadi harga di pengecer pasti juga ikutan naik," ujar Halimah.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 21 November 2024, dari 21 komoditas terdapat enam komoditas naik, lima komoditas turun, dan 10 komoditas stabil. Komoditas yang naik, di antaranya bawang merah (1,17 persen), cabai merah keriting (0,79 persen), daging ayam ras (0,12 persen), ikan tongkol (0,23 persen), serta tepung terigu kemasan non-curah (1,39 persen).

Sementara, harga beberapa komoditas yang turun, yakni beras medium (0,08 persen), kedelai biji kering impor (0,10 persen), bawang putih bonggol (0,20 persen), cabai rawit merah (1,14 persen), dan garam halus beryodium (0,77 persen).

Pelaksana Harian (Plh) Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Rinna Syawal, mengatakan ada beberapa komoditas yang harganya berada di atas dan bawah harga acuan pemerintah (HAP). Di tingkat produsen, komoditas di bawah HAP di antaranya cabai merah, kedelai biji kering, jagung pipilan kering, dan telur ayam ras.

"Cabai merah masih 33 persen di bawah HAP, di mana HAP itu sekitar Rp 22-Rp 29 ribu per kilogram, tetapi secara nasional masih ada di angka Rp 14.700 per kilogram. Ini perlu menjadi perhatian," jelas Rinna.

Sementara komoditas di atas HAP di tingkat konsumen masih didominasi beras, baik beras medium dan premium di zona tiga dan beras medium di zona dua. Namun, ada komoditas yang di bawah HAP mengalami kenaikan dari pekan lalu, seperti gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan naik 2,46 persen. Kemudian, disusul jagung pipilan kering 1,14 persen, dan telur ayam ras 0,88 persen.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads