NTB Kembangkan Tenun Halal Pertama di Indonesia Asal Desa Maringkik

NTB Kembangkan Tenun Halal Pertama di Indonesia Asal Desa Maringkik

Nathea Citra, Edi Suryansyah - detikBali
Kamis, 17 Okt 2024 16:18 WIB
Tenun halal dari Desa Maringkik, Keruak, Lombok Timur.

Nathea Citra/detikBali
Foto: Tenun halal dari Desa Maringkik, Keruak, Lombok Timur. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mengembangkan industri fesyen syariah berupa tenun halal pertama di Indonesia. Tenun halal ini merujuk pada proses pembuatan kain tenun dengan standar kehalalan, mulai dari benang, pewarna hingga produksi yang bebas dari bahan nonhalal.

"Disebut tenun halal karena semua tahapan dipastikan halal dan memenuhi syariat islam. Mulai dari benang yang digunakan, pewarna yang alami, hingga kondisi produksi yang steril dan bebas dari bahan nonhalal," kata kepala Dinas Perindustrian (Disperin) NTB Nuryanti di Mataram, Kamis (17/10/2024).

Menurut Nuryanti, Desa Maringkik, Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB, bisa menjadi contoh desa di NTB yang dapat mengembangkan industri fesyen syariah pertama di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nantinya, IKM (Industri Kecil Menengah) yang menghasilkan produk halal ini akan mendapatkan label halal atau steril sebagai pengakuan atas komitmennya menjaga kesucian proses produksi," jelas mantan Kepala Bidang Perencanaan Bappeda NTB tersebut.

Nuryanti juga menyampaikan apresiasinya kepada perajin lokal di Desa Maringkik, salah satunya, Na'imah, pimpinan IKM Bunga Maringkik. Menurut Nuryanti, Na'imah bersama 80 anggota kelompok lainnya mampu menjaga tradisi tenun, bahkan sampai dikenal di lingkup domestik hingga mancanegara.

ADVERTISEMENT

"Mereka telah berjasa dalam menjaga tradisi tenun sekaligus memajukan ekonomi kreatif desa ini. Kami akan terus mendukung melalui pelatihan dan akses pasar agar produk mereka semakin dikenal, bahkan hingga ke tingkat internasional," tutur Nuryanti.

Dia menekankan pemerintah berkomitmen memberikan dukungan yang lebih konkret kepada para perajin. Khususnya, dalam menghadapi tantangan seperti akses bahan baku dan inovasi desain.

"Pulau Maringkik diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan industri kreatif yang berbasis kearifan lokal," tandas Nuryanti.

Festival Pesona Lombok Timur

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur memamerkan kain tenun lokal di Festival Pesona Lombok Timur. Acara tersebut digelar di halaman kantor Bupati Lombok Timur, Kamis.

Tenun-tenun yang dipamerkan itu merupakan hasil kreasi para penenun lokal yang dibina oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Lombok Timur.

"Acara ini sebagai salah satu rangkaian dari kegiatan yang dilakukan oleh Dekranasda Lombok Timur yang sebelumnya didahului oleh pelatihan desainer dari Lombok Timur," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat, dalam sambutannya pada kegiatan festival tenun di Selong.

Widayat mengatakan festival tenun ini melibatkan sejumlah pihak. Seperti penenun, desainer, dan juga model yang berasal dari putra-putri percontohan terbaik dari daerah tersebut.

"Ini adalah hasil pelatihan itu. Kami tampilkan dalam bentuk fesyen show yang akan diperagakan oleh putra putri percontohan terbaik dalam rangkaian balutan busana tenun di Lombok Timur," imbuhnya.

Menurut Widayat, tenun produk lokal ini dinilai sangat mampu bersaing di pasar nasional. Ia melihat tampilan desain dan bentuk kain juga disebut tak kalah dengan kualitas hasil pabrikan.

"Kita bisa lihat begitu bagus dengan balutan busana tenun. Berarti tenun itu lebih baik dengan kain pabrikan," ujarnya.

Widayat berkomitmen untuk terus melakukan pemberdayaan para penenun ini. Ia menilai dampak event semacam ini akan mampu menciptakan daya tarik baru bagi wisatawan.

"Tujuan kegiatan ini selain ingin membanggakan produk lokal, tetapi juga agar kita turut membudayakan budaya kita. Tenun dapat mendatangkan wisatawan yang dapat peningkatan ekonomi masyarakat," bebernya.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur Muhammad Juaini Taofik mengatakan festival tenun ini perlu dihelat setiap tahun. Ia berharap kegiatan tersebut dilombakan tingkat provinsi.

"Mudah-mudahan acara ini terus berlanjut, mungkin dengan acara yang lebih besar agar kita bisa undang dari daerah lain juga, bila perlu tingkat provinsi," katanya.

Taofik menjelaskan kegiatan seperti memberi peluang Lombok Timur menjadi pusat tenun di tingkat nasional. Ia melihat program ini mengandung nilai jual yang sangat tinggi.

"Kami melihat banyak laporan dari para penenun kita yang mengaku banyak mendapatkan omzet dan pesanan dari para pegawai-pegawai yang memesan secara langsung ke penenun. Jadi ini bagus untuk kita kembangkan," tandas Taofik.




(hsa/hsa)

Hide Ads