Warga di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyerbu berbagai produk bahan pokok (bapok) yang dijual dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM). Pasar murah tersebut digelar di kawasan Udayana, Mataram, pada Rabu (16/10/2024).
Sebanyak 2 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga 250 kilogram beras premium ludes dibeli warga dalam kegiatan tersebut. Selain beras, terdapat pula produk bapok lainnya seperti gula pasir sebanyak 50 kilogram dan minyak goreng 60 liter.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Badan Pangan Nasional (Bapanas) Maino Dwi Hartono mengungkapkan kegiatan GPM merupakan salah satu upaya untuk menjaga stabilisasi pangan daerah. Menurutnya, kegiatan yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tersebut juga bertujuan untuk menjaga inflasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kita lihat semua stakeholder pangan hadir di sini, baik BUMN maupun gapoktan (gabungan kelompok tani), juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," kata Maino di Mataram, Rabu (16/10/2024).
Menurut Maino, stabilitas pangan di NTB cukup bagus. Sebab, semua kabupaten/kota di daerah tersebut bekerja sama dengan baik dengan pemprov setempat.
Maino menjelaskan kegiatan GPM tidak hanya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), tetapi juga anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) hingga mandiri melalui sejumlah stakeholder seperti Bank Indonesia dan lainnya. "Catatan secara nasional, ada sekitar 7.500 kali (GPM) yang sudah dilakukan sampai kemarin. Dan NTB juga melakukan itu," imbuhnya.
Plh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB Muhammad Suaidi mengatakan kegiatan serupa ditargetkan digelar sebanyak 29 kali sepanjang tahun 2024. Rinciannya, menggunakan APBN sebanyak 14 kali dan APBD sebanyak 15 kali. Sejauh ini, GPM dari APBN sudah digelar sebanyak 11 kali dan APBD sebanyak 9 kali.
"Ini dilaksanakan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan supaya tidak ada gejolak dari masyarakat," kata Suaidi.
Suaidi menuturkan kegiatan GPM juga dilaksanakan untuk mempermudah akses masyarakat memperoleh pangan terjangkau dan berkualitas. Ia optimistis bisa menyelesaikan 9 kali GPM yang tersisa hingga akhir tahun nanti.
"InsyaAllah di sisa beberapa bulan ini kami akan percepat sisa GPM, bila perlu (digelar) per minggu," pungkasnya.
(iws/iws)