Direktur PT Satria Trans Jaya (operator bus Trans Metro Dewata), Ketut Edi Dharma Putra, mendorong pengadaan angkutan pengumpan (feeder). Menurutnya, keberadaan feeder penting untuk menciptakan Trans Metro Dewata sebagai transportasi publik terintegrasi.
"Kami evaluasi, seperti kami sampaikan, perlu ada suatu yang terintegrasi. Jadi sekarang kan belum terintegrasi. Begitu sampai di halte, tidak ada yang menjemput (penumpang). Itu dia feeder," ujar Edi dalam perayaan HUT ke-4 PT Satria Trans Jaya di Denpasar, Jumat (6/9/2024).
Rencananya, feeder ini akan berbentuk seperti angkutan minibus yang biasa disebut bemo. Feeder bertugas untuk menjemput penumpang di halte, untuk kemudian diantar ke tempat tujuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dapat meningkatkan kualitas transportasi publik, Edi memandang feeder hadir dengan ongkos yang lebih rendah. Sehingga, penumpang tak perlu memesan tranportasi lainnya yang disebut menelan biaya lebih tinggi.
"Karena begitu turun di halte, sudah ada angkutan. Tujuan angkutan umum itu kan biaya terjangkau. Kalau dia turun, nggak ada angkutan, dia cari online, kan mahal jadinya," beber Edi.
Terkait pengadaan feeder ini, Edi berharap agar pemerintah di kabupaten/kota area Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan (Sarbagita) dapat memfasilitasi. Sejauh ini, baru satu feeder telah beroperasi di wilayah Sanur, Denpasar.
PT Satria Trans Jaya sebagai operator Trans Metro Dewata merupakan trayek utama. Sementara feeder, Edi melanjutkan, sebagai trayek cabang atau ranting. Seluruhnya, diharapkan terintegrasi dengan PT Satria Trans Jaya.
"Terkoneksi dengan Satria. Kami trayek utama. Nanti ada cabangnya, ada trayek rantingnya. Jadi saling suplai," tuturnya.
Selain mendorong pengadaan feeder, Edi juga menyoroti banyaknya tempat pemberhentian bus yang perlu dibenahi. Pasalnya, hanya halte Jalan PB Sudirman Denpasar yang dikatakan layak.
Sementara halte sisanya, disebut masih berupa bus stop atau sekadar pemberhetian bus biasa. Ini, dipandang kurang memberikan rasa nyaman kepada penumpang. Sehingga, masyarakat enggan menaiki transportasi publik. Edi berharap pemerintah dapat turun tangan untuk melakukan renovasi pada sejumlah halte.
"Kami berharap begitu (renovasi halte). Angkutan umum tanggung jawab pemerintah. Sekarang kan pemerintah pusat yang menyiapkan ini (Trans Metro Dewata) melalui APBN. Kami harapkan provinsi, kabupaten/kota, juga melaksanakan hal yang sama (renovasi halte)," pungkasnya.
(hsa/gsp)