Bursa Komoditas Uzbekistan atau Uzbek Commodity Exchange (UzEx) menjalin kerja sama dengan Indonesia Commodity & Derivatif Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Kerja sama ini untuk pengembangan pasar derivatif di Uzbekistan.
"Nota kesepahaman ini bertujuan untuk memanfaatkan keahlian dan pengalaman ICDX dalam membangun dan mempromosikan lingkungan perdagangan derivatif yang kuat," ujar Direktur Utama ICDX Fajar Wibhiyadi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/8/2024).
Adapun penandatanganan kerja sama itu digelar pada Jumat (15/8/2024). Penandatanganan dilakukan oleh Chairman of the Board Uzbek Commodity Exchange Ziyoviddin Badriddinov dan Direktur Utama ICDX Fajar Wibhiyadi serta Direktur ICDX Nursalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajar menilai adanya nota kesepahaman ini tentunya menjadi hal positif dalam upaya ICDX untuk mengembangkan pasar. Menurutnya, ini merupakan kesempatan baik bagi pihaknya dan Uzbek Commodity Exchange untuk bisa melihat, bahkan mungkin ke depan bisa saling mengembangkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Harapan kami dengan adanya kerja sama ini, ke depan akan menjadi stimulus bagi ICDX untuk terus berkembang. Baik itu dari sisi produk, volume transaksi, maupun layanan kepada pemangku kepentingan," kata Fajar.
Fajar mengatakan beberapa poin penting yang ditandatangani dalam nota kesepahaman meliputi pengembangan pasar derivatif, pertukaran informasi, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Kemudian kerja sama teknis dan layanan konsultasi, pengembangan pasar dan kepatuhan terhadap peraturan.
Pada semester I 2024 ICDX mencatatkan transaksi sebanyak 5.724.852,55 lot dengan komposisi 4.917.608,55 lot merupakan transaksi sistem perdagangan alternatif. Kemudian 807.244 Lot adalah transaksi multilateral.
Sementara secara notional value, sepanjang semester I 2024 ini tercatat Rp 10.794 triliun, dengan komposisi Rp 10.718 triliun di transaksi sistem perdagangan alternatif. Serta Rp 76 triliun di transaksi multilateral.
(dpw/dpw)