Semester I 2024, ICDX Catat Volume Transaksi 5,7 Juta Lot

Semester I 2024, ICDX Catat Volume Transaksi 5,7 Juta Lot

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 11 Jul 2024 20:53 WIB
Ilustrasi bursa berjangka komoditas.
Ilustrasi bursa berjangka komoditas. (Foto: Dok. ICDX)
Denpasar -

Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) mencatat volume transaksi sebanyak 5,72 juta lot sepanjang semester I 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi 4,91 juta lot merupakan transaksi sistem perdagangan alternatif dan 807.244 lot transaksi multilateral.

Direktur Utama ICDX Fajar Wibhiyadi menjelaskan transaksi sepanjang semester I 2024 tercatat Rp 10.794 triliun, dengan komposisi Rp 10.718 triliun di transaksi sistem perdagangan alternatif dan Rp 76 triliun di transaksi multilateral.

Dalam kurun waktu Januari-Juni 2024, transaksi multilateral didominasi oleh transaksi komoditas emas dengan kontrak GOLDGR 317.260 lot atau setara dengan 35% dan kontrak GOLDUDMic sebanyak 122.984 lot atau setara dengan 15%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan dalam sistem perdagangan alternatif, transaksi didominasi kontrak mata uang asing dengan kontrak XAUUSD10 1.385.326 lot atau setara dengan 28%.Serta kontrak XAUUSD14 810.459 lot atau setara dengan 16%.

ICDX memproyeksikan total transaksi akan mencapai 14.298.169 lot hingga akhir 2024 atau naik 11,5% dibandingkan total transaksi 2023 12.429.818 lot. Menurutnya, di 2022 total transaksi di ICDX 10.162.685 lot dan di 2021 9.890.507 lot.

"Ke depan ICDX akan terus mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditi, khususnya di transaksi multilateral," kata Fajar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/7/2024).

Dia menyebut hal tersebut disebabkan oleh pihaknya yang memandang transaksi multilateral ini memiliki potensi besar untuk berkembang. Serta bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dalam melakukan lindung nilai dan mitigasi risiko atas harga komoditas.

ICDX juga berkomitmen penuh untuk secara bersama-sama dengan otoritas serta pemangku kepentingan lain untuk terus mengembangkan ekosistem perdagangan berjangka komoditi.

"Indonesia memiliki potensi besar terkait pengembangan industri ini. Kuncinya, semua pemangku kepentingan bisa bersama-sama, berkolaborasi untuk mengembangkan ekosistemnya," jelasnya.

Kepala Biro Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya menuturkan investasi dalam perdagangan berjangka komoditi memiliki risiko yang tinggi. Untuk itu, mekanisme perdagangan berjangka perlu dibarengi dengan pemahaman yang sangat baik.

"Perdagangan berjangka komoditi memiliki potensi sebagai suatu mekanisme lindung nilai, manajemen risiko sudah berjalan dan dapat diberlakukan juga pada komoditi unggulan di Indonesia," ujar Tirta.

Menurutnya, untuk mewujudkan hal ini, maka komoditi ini harus ditransaksikan di Bursa Berjangka. Serta ditopang oleh ekosistem industri perdagangan berjangka komoditi yang baik.

Dia menilai ekosistem perdagangan berjangka komoditi di Indonesia memberikan fleksibilitas dan layanan yang lengkap hingga membentuk tata kelola perdagangan yang adil dan transparan. Tirta berharap para pelaku industri di Indonesia bisa mengakselerasi bisnisnya dengan lebih maksimal ke depan.

Tentunya, sambung Tirta, Bappebti terus memperkuat ekosistem perdagangan berjangka komoditi untuk memperkuat perlindungan terhadap masyarakat. Dengan tujuan agar dapat memberikan manfaat lebih luas.

"Serta memperkuat citra industri dengan mengikuti perkembangan dan melakukan penyesuaian berbagai aturan untuk memperbaiki perdagangan berjangka Komoditi di Indonesia agar wajar, adil dan aman bagi masyarakat," imbuh Tirta.




(dpw/dpw)

Hide Ads