Kinerja ekspor di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menunjukkan pertumbuhan signifikan pada Juli 2024. Hal ini dipicu oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat yang kembali memperoleh izin ekspor tambang.
"Ekspor NTB pada Juli ini mencatatkan pertumbuhan sebesar US$ 208,84 juta atau meningkat 11.396,86 persen. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh aktivitas ekspor yang dilakukan oleh PT AMNT, khususnya dalam sektor barang tambang nonmigas," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyudin, Kamis (15/8/2024).
Wahyudin menjelaskan peningkatan kinerja ekspor pada Juli 2024 sebagian besar disebabkan oleh ekspor bijih tembaga dan konsentrat oleh PT AMNT pada 29 dan 30 Juli 2024. Ekspor tersebut dikirim ke sejumlah negara seperti India dan Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terdapat dua kali proses ekspor pada 29 dan 30 Juli oleh PT AMNT sehingga ekspor barang galian tambang nonmigas mencapai US$ 204 juta. Jumlah ini hampir 80 persen dari total ekspor NTB ke luar negeri," jelasnya.
Dari sisi negara tujuan, ekspor NTB pada Juli 2024 mencatat India sebagai negara dengan nilai ekspor terbesar, yakni mencapai US$ 106 juta atau sekitar 50,81 persen. Jepang menyusul dengan nilai US$ 98 juta atau sekitar 47,38 persen. Australia berada di posisi ketiga dengan nilai US$ 2,5 juta atau sekitar 1,20 persen.
"Negara tujuan ekspor lainnya adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$ 615.174 atau sekitar 0,29 persen, dan Cina di urutan kelima dengan nilai US$ 384.111 atau 0,18 persen. India menjadi negara tujuan ekspor terbesar pada Juli 2024," tambah Wahyudin.
Jika dilihat dari kelompok komoditas, ekspor terbesar pada Juli 2024 masih didominasi oleh barang galian tambang nonmigas dengan nilai US$ 204 juta atau sekitar 97,94 persen. Disusul oleh ekspor perhiasan dengan nilai US$ 3,1 juta atau setara 1,51 persen, serta ikan dan udang senilai US$ 634 ribu atau setara 0,30 persen.
"Di urutan berikutnya, terdapat ekspor garam, belerang, dan kapur senilai US$ 345 ribu atau setara 0,17 persen, serta biji-bijian berminyak senilai US$ 148 ribu atau 0,07 persen," lanjutnya.
Sebelumnya, ekspor NTB pada Juni 2024 mengalami penurunan tajam, yaitu minus 99,64 persen karena tidak adanya aktivitas ekspor barang tambang. Izin ekspor sebelumnya telah berakhir pada 31 Mei 2024 sehingga pada Juni tidak ada aktivitas ekspor.
"Setelah satu bulan penuh tanpa ekspor di Juni 2024 karena izin ekspor hanya sampai 31 Mei 2024, akhirnya pada akhir Juli, PT AMNT melakukan ekspor selama dua kali, yaitu pada 29 dan 30 Juli," jelas Wahyudin.
(hsa/hsa)