Smelter Hampir Rampung, Izin Ekspor PT Amman Berlanjut

Smelter Hampir Rampung, Izin Ekspor PT Amman Berlanjut

Nathea Citra - detikBali
Selasa, 30 Jul 2024 20:38 WIB
Plt Kepala DPMPTSP NTB Wahyu Hidayat saat diwawancarai, Selasa (30/7/2024).
Foto: Plt Kepala DPMPTSP NTB Wahyu Hidayat saat diwawancarai, Selasa (30/7/2024). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan proyek smelter tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) hampir rampung di tahun ini. Sehingga, aktivitas ekspor diprediksi bisa kembali dilakukan.

"Konstruksinya (smelter) sudah 95 persen (saat ini)," kata Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Wahyu Hidayat, Selasa (30/7/2024).

Diketahui, PT Amman Mineral Nusa Tenggara kembali memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Perpanjangan izin ekspor itu berdasarkan rekomendasi Surat Persetujuan Ekspor (SPE) yang dikeluarkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral atau ESDM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun kuota ekspor konsentrat yang diberikan kepada PT AMNT sebanyak 587.330 wmt (wet metrik ton). Atau setara 534.000 dmt (dry metrik ton). Informasinya, izin ekspor konsentrat ini berlaku hingga 31 Desember 2024.

"Mudah-mudahan di tahun ini sudah bisa diresmikan dan sudah mulai beroperasi," ujar Wahyu.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, kontribusi sektor pertambangan di NTB, cukuplah besar. Amman mengeklaim menjadi penyumbang terbesarnya. Yakni, 82 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Sumbawa Barat atau 17,3 persen terhadap PDRB NTB.

Kehadiran smelter di NTB semakin memperkuat perkembangan ekonomi. Khususnya di lini ekspor tambang. Mengingat, aktivitas ekspor tambang milik PT AMNT sangatlah potensial. Buktinya saja, ketika tidak ada aktivitas ekspor tambang di Juni lalu, kinerja ekspor NTB anjlok (minus) 99,64 persen dibandingkan Mei 2024, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB.

Sebelumnya, Kepala BPS NTB Wahyudin menjelaskan kinerja ekspor NTB anjlok pada Juni 2024 lalu. Hal ini dikarenakan tidak adanya aktivitas ekspor tambang seperti bulan-bulan sebelumnya.

"Benar, ekspor NTB per Juni 2024 mengalami minus 99,64 persen dibandingkan Mei 2024," kata Wahyudin.

Menurut dia, anjloknya ekspor NTB kali ini disebabkan oleh nihilnya aktivitas sektor tambang di Pulau Sumbawa. "Menurunnya ekspor tambang ini terjadi karena izin ekspor yang telah selesai pada 31 Mei lalu. Jadi per 1 Juni 2024, tidak boleh lagi ekspor hasil tambang, ya karena izinnya sudah berakhir," terangnya.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads