Proyek pembangunan transportasi berbasis mass rapid transit (MRT) di Bali akan segera dilaksanakan. Peletakan batu pertama atau groundbreaking MRT ini akan berlangsung pada September 2024.
Beberapa waktu yang lalu, Managing Director PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) Ketut Pasek Senjaya menyebutkan bahwa sistem transportasi massal mass rapid transit (MRT) Bali akan dibuat menjadi dua jalur atau double track.
Selain MRT, Bali juga memiliki proyek light rail transit (LRT) yang ditargetkan mulai dibangun di waktu yang bersamaan, yakni September 2024. Menteri Perhubungan, Budi Karya mengatakan bahwa LRT Bali akan terbentang dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Kuta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa perbedaan dari MRT dan LRT tersebut? Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Mass Rapid Transit (MRT)
![]() |
Mass Rapid Transit (MRT) merupakan moda transportasi umum berbasis rel yang sering ditemukan di negara-negara maju. Penggunaan MRT ini cukup menguntungkan dibandingkan transportasi lainnya.
MRT sendiri menjadi angkutan umum berbasis rel yang hanya berada di daerah perkotaan. Seperti halnya Indonesia yang baru memiliki MRT di kota Jakarta. MRT ini menggunakan teknologi yang lebih canggih dibandingkan transportasi berbasis rel lainnya.
Selain menggunakan teknologi tinggi, MRT juga memiliki kecepatan mencapai 110 km/jam yang membuatnya lebih unggul dari KRL dan LRT yang memiliki kecepatan hanya 90 km/jam. Kecepatan yang luar biasa ini menjadikan MRT cocok untuk transportasi di wilayah perkotaan yang mana akan sangat membantu penumpang yang membutuhkan pergerakan yang cepat.
MRT memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak dibandingkan LRT. Dalam sekali perjalanannya, MRT dapat mengangkut penumpang sebanyak 1.950 orang dengan enam gerbong.
Light Rail Transit (LRT)
![]() |
Light rail transit atau yang biasa disebut dengan LRT merupakan jenis kereta api penumpang yang beroperasi di area perkotaan. LRT memiliki konstruksi yang ringan dan dapat beroperasi bersamaan dengan lalu lintas lain atau di jalur khusus. Sistem ini juga dikenal sebagai trem.
LRT sudah banyak digunakan di berbagai negara Eropa dan telah mengalami modernisasi. Salah satu inovasi utamanya adalah otomatisasi yang memungkinkan kereta ini beroperasi tanpa masinis.
Sesuai dengan namanya, LRT merupakan kereta api yang memiliki bodi cukup ramping. Setiap rangkaian kereta LRT biasanya hanya terdiri dari empat gerbong. Hal ini dikarenakan LRT memang dirancang untuk mengangkut penumpang dalam jumlah yang lebih sedikit, yaitu hanya sekitar 250 orang.
Baca juga: MRT Bali Bakal Dibuat Double Track |
Subway
![]() |
Subway merupakan sistem transportasi umum bawah tanah yang berbasis rel. Subway menjadi salah satu sistem yang memadai untuk menopang perjalanan tanpa harus ada di atas permukaan tanah.
Salah satu negara yang memiliki menggunakan subway untuk transportasi umumnya adalah Amerika. Dengan fasilitas transportasi subway ini, mereka tidak perlu bersinggungan dengan kendaraan di atas permukaan serta terhindar dari kemacetan.
Perbedaan subway dengan commuter line yakni subway sangat jarang telat karena jumlahnya yang banyak dan tidak bertemu dengan kendaraan lain. Penggunaan subway ini berhasil mengatasi kemacetan.
(nor/nor)