Babak Baru Megaproyek MRT Bali Senilai US$ 20 M yang Diklaim Atasi Kemacetan

Round Up

Babak Baru Megaproyek MRT Bali Senilai US$ 20 M yang Diklaim Atasi Kemacetan

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 25 Jul 2024 08:26 WIB
Ilustrasi Bali Urban Rail yang mencakup transportasi berbasis kereta mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Bali Urban Rail atau Bali Subway yang mencakup transportasi berbasis kereta mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)
Denpasar -

Rencana pembangunan transportasi berbasis mass rapid transit (MRT) di Bali memasuki babak baru. PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SDBJ) menunjuk PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor utama proyek bernama lengkap Bali Urban Rail and Associated Development atau yang kemudian disebut Bali Subway itu.

Peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek MRT di Bali akan dilaksanakan pada September 2024. Proyek kereta bawah tanah itu diklaim menjadi solusi kemacetan lalu lintas di Pulau Dewata.

"PT Bumi Indah Prima akan menjadi partner kami dalam mewujudkan mimpi kita bersama dan sekaligus menjadi lead investor yang mengkoordinasikan investor-investor lain yang ikut dalam proses ini," kata Direktur Utama PT SBDJ Ari Askhara di Sanur, Denpasar, (24/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total Investasi US$ 20 Miliar

Ari mengatakan total nilai investasi megaproyek tersebut mencapai US$ 20 miliar. Adapun, nilai investasi tahap pertama dan kedua mencapai US$ 10,8 miliar atau sekitar Rp 175 triliun.

"Total nilai investasi dari dua fase pertama adalah US$ 10,8 miliar. Sedangkan untuk total empat fase yang direncanakan adalah sebesar US$ 20 miliar," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Diketahui, skema pendanaan yang digunakan dalam proyek Subway Bali sepenuhnya merupakan pembiayaan oleh swasta berdasarkan pendekatan bisnis to bisnis. Artinya, proyek Subway Bali dibangun tanpa menggunakan anggaran belanja negara dan/atau daerah maupun pinjaman yang dijamin oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.

Rute MRT Bali

Pembangunan megaproyek tersebut akan dilakukan melalui empat fase. Adapun, rute MRT yang akan dibangun pada fase pertama melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai-Central Parkir Kuta-Seminyak-Berawa-Cemagi.

Selanjutnya, fase kedua meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Universitas Udayana-Nusa Dua. Fase ketiga Central Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur. Kemudian fase keempat meliputi Renon-Sukawati-Ubud.

Managing Director PT SBDJ Ketut Pasek Senjaya mengatakan sistem transportasi MRT Bali akan dibuat menjadi dua jalur atau double track. "Kami akan membuat panel yang kedua di masing-masing ruas mungkin supaya arah dari airport ke arah Kuta, dan juga sebaliknya jadi dua arah," ujar dia, Rabu.

Proses pembangunan Bali Subway akan juga akan melibatkan para konsultan yang ditunjuk. Antara lain, Boston Consulting Group sebagai konsultan bisnis dan komersial, Arup International sebagai konsultan teknis, dan William Hendrik Siregar dan Djojonegoro sebagai konsultan hukum.

Peta proyek Bali Urban Rail yang mencakup pembangunan transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)Peta proyek Bali Urban Rail yang mencakup pembangunan transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)

Fase I dan II Ditarget Rampung pada 2031

Direktur Utama PT SBDJ Ari Askhara menargetkan pembangunan pada fase pertama dapat diselesaikan pada awal 2028. Target itu bersamaan dengan dimulainya fase kedua rute Bandara Ngurah Rai menuju Nusa Dua.

"Keseluruhan fase satu dan dua diselesaikan pada tahun 2031," imbuhnya.

Ari menjelaskan proyek Bali Subway meliputi pembangunan infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah. PT SBDJ dan PT BIP juga akan membangun infrastruktur utilitas pendukung seperti telekomunikasi, tenaga listrik, hingga transit oriented development (TOD).

"Kami juga akan mempersiapkan sumber daya manusia Bali yang berkualitas sehingga nantinya orang-orang Bali menjadi operator dan pemilik dari proyek besar ini, bukan lagi hanya sebagai penonton," ujar Ari.

Pj Gubernur Bali Sempat Ragu

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengungkapkan dirinya sempat ragu megaproyek itu dapat terwujud. Mahendra menyebut kapasitas fiskal Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang terbatas tak memungkinkan untuk membangun proyek transportasi berbasis kereta itu.

Mahendra juga sempat pesimistis jika proyek tersebut didanai melalui pinjaman pemerintah. Menurut dia, skema seperti itu mengharuskan pemerintah daerah untuk turut berkontribusi mengembalikan pinjaman tersebut.

Ia pun optimistis setelah mendengar paparan dari investor yang ditunjuk untuk membangun MRT di Bali. Mahendra menyebut model pembiayaan seperti ini belum pernah terjadi.

"Kami diyakinkan oleh para champion di sekeliling kami untuk Bali bisa dilaksanakan karena Bali memiliki magnet yang luar biasa, yaitu wisatawan yang berkunjung ke Bali (tinggi)," ucap Mahendra.

Penunjukan investor proyek Bali Urban Rail kepada PT Bumi Indah Prima yang dihadiri oleh Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa di Sanur, Denpasar, Rabu (24/7/2024). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)Penunjukan investor proyek Bali Urban Rail kepada PT Bumi Indah Prima yang dihadiri oleh Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa di Sanur, Denpasar, Rabu (24/7/2024). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)

Menteri PPN/Bappenas Jamin Tak Ganggu APBN

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa memastikan pembayaran pajak proyek Bali Urban Rail tidak akan mengganggu APBD maupun APBN. Menurutnya, para investor yang terlibat dalam megaproyek itu telah mempunyai hitungannya sendiri.

"Yang penting nanti itu tiket. Misalnya ada tiket untuk masyarakat Bali asli dengan harga yang sangat terjangkau. Itu janji dari program ini," ujar Suharso di Sanur, Denpasar, Rabu.

Suharso tidak ingin pemerintah daerah terbebani dengan proyek tersebut. Ia pun menyinggung proyek MRT Jakarta yang turut mendapat subsidi dari pemerintah pusat.

"Kami tidak ingin mengulang kejadian di MRT Jakarta ke sini. Juga tidak mau yang model Kereta Api Cepat Whoosh. Kami mau yang benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat tanpa memberikan beban dan tekanan fiskal," imbuh politikus PPP itu.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads