Harga cabai di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), naik tajam hingga 100 persen atau dua kali lipat. Kenaikan harga komoditas ini diperkirakan mulai terjadi sejak pekan lalu. Penyebabnya diduga lantaran terjadi penurunan pasokan.
Pantauan detikBali di Pasar Mandalika, Kota Mataram, harga cabai rawit kini berada di kisaran Rp 65 ribu hingga Rp 68 ribu per kilogram. Padahal, pada pekan lalu masih di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram.
Mutmainnah, salah satu pedagang, mengungkapkan kenaikan harga cabai rawit sudah terjadi selama sepekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah semingguan, karena pasokan sedikit, jadi stok kami juga tidak banyak," ujarnya, Sabtu (20/7/2024).
Sementara itu, data Dinas Perdagangan (Disdag) NTB mengenai perkembangan harga rata-rata bahan pokok di pasar 10 kabupaten/kota di NTB menunjukkan ada kenaikan harga setiap hari. Berdasarkan data per 18 Juli 2024, ada kenaikan harga pada semua jenis cabai.
Cabai keriting mengalami kenaikan rata-rata Rp 567 per kilogram dari Rp 41.983 menjadi Rp 42.550. Cabai merah besar naik rata-rata Rp 1.400 per kilogram dari Rp 35.433 menjadi Rp 36.833. Cabai rawit merah naik rata-rata Rp 1.750 per kilogram dari Rp 57.883 menjadi Rp 59.633. Sedangkan cabai rawit hijau naik rata-rata Rp 150 per kilogram dari Rp 33.800 menjadi Rp 33.950.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB Abdul Azis menegaskan segera mengecek stok di tingkat pemasok. Dia belum bisa memastikan penyebab berkurangnya pasokan.
"Kami juga tidak tahu kenapa (alasan) pasokan menurun, sehingga harganya naik. Apakah didistribusi ke luar daerah atau hal lainnya," ujar Abdul.
Dia mengatakan DKP terus berupaya mengamankan ketersediaan semua komoditas pangan. DKP akan berkoordinasi dengan semua OPD, salah satunya Dinas Pertanian untuk meningkatkan produksi cabai.
"Kami tetap mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam membeli bahan pangan, beli secukupnya saja sesuai kebutuhan," tutup Abdul.
(hsa/hsa)