Pasar Murah menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk mengendalikan inflasi. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan akan menggencarkan pasar murah ke depan.
Selain mengendalikan inflasi, pasar murah juga untuk menekan harga bahan pangan pokok sehingga tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
"Pemkot Denpasar akan selalu berkomitmen untuk mengendalikan laju inflasi agar bahan pokok dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat," ucap Alit dalam siaran pers, Minggu (26/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Denpasar Ni Nyoman Sri Utari menuturkan pasar murah juga diperuntukkan untuk menyikapi kelangkaan penjualan gas alam cair atau liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg) di pasaran.
Menurutnya, Disperindag Denpasar menyediakan LPG 3 kg sebanyak 150 tabung dan 1 ton beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dalam pasar murah di Desa Tegal Kertha, Sabtu (25/5/2024).
"Kami akan terus selenggarakan pasar murah semacam ini secara berkelanjutan dan juga dengan pelibatan UMKM setempat di dalamnya. Selain itu, ke depannya kami akan menggandeng Dinas Tenaga Kerja yang akan membuka satu stand untuk penyediaan informasi lowongan kerja," ungkap Sri Utari.
Menurut Sri Utari dihadirkan aneka ragam kebutuhan pokok dalam pasar murah, seperti beras premium Pertiwi Rp 70 ribu ukuran 5 kg dan Rp 150 ribu ukuran 10 kg. Kemudian, MinyaKita kemasan botol berukuran 1 liter Rp 15 ribu, cabai rawit harga Rp 9 ribu per 1/4 kg, bawang merah Rp 20 ribu per 1/2 kg dan bawang putih Rp 21 ribu per 1/2 kg.
Salah satu pengunjung, Sudewi, senang dan terbantu dengan keberadaan pasar murah. Terlebih, dia bisa mendapatkan harga LPG 3 kg Rp 18 ribu.
"Tentu ini lebih murah dibandingkan dengan di pasaran pada umumnya. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus reguler dilaksanakan," harap Sudewi.
(hsa/iws)