Dapat Rumah Gratis, Tunawisma di Klungkung Kini Usaha Ternak Ayam Petelur

Dapat Rumah Gratis, Tunawisma di Klungkung Kini Usaha Ternak Ayam Petelur

Putu Krista - detikBali
Senin, 01 Jul 2024 22:36 WIB
Kandang ayam di Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali, Senin (1/7/2024) .
Foto: Kandang ayam warga penghuni rumah deret gratis di Klungkung. (Putu Krist/aim)
Klungkung -

Enam bulan setelah setelah menempati rumah deret gratis di Klungkung, 36 Kepala Keluarga (KK) penghuni rumah deret gratis, Shanti Rahayu, di Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali, kini mulai kreatif dengan berbagai aktivitas perekonomian. Mereka merupakan para tunawisma yang sebelumnya mendapat bantuan.

Kini selain mendapat tempat tinggal cuma-cuma, puluhan KK tersebut berkesempatan melakoni usaha tenun, membuat warung kecil, hingga usaha baru berupa peternakan ayam petelur yang juga dibantu oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

Pantauan detikBali, warga menempati tiga blok bangunan berjajar. Mereka lainnya melaksanakan kegiatan gotong royong, bersih-bersih lingkungan karena akan digelar upacara piodalan di pura yang ada di sisi timur kediaman mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai bersih-bersih mereka lanjut melaksanakan kegiatan rapat untuk persiapan upacara dan melanjutkan usaha yang mereka geluti masing-masing.

Ketua Suka Duka Rumah Deret, I Wayan Sugina, mengatakan selama kurang lebih enam bulan menempati rumah baru dari sebelumnya kos dan mengontrak, para penghuni sudah mulai bisa memperbaiki perekonomiannya.

ADVERTISEMENT

"Pekerjaan masing-masing masih ada semua, ada buruh bangunan, jadi petani, tukang tenun, pedagang semua masih dilakoni bagusnya sekarang di sini bisa lebih nyaman tanpa harus bayar kontrakan lagi," kata Sugina kepada detikBali, Senin (1/7/2024).

Sugina menyebut, warga saat ini sudah mandiri dan akan menggelar upacara piodalan di pura yang dibangun di kawasan perumahan ini.

"Kami urunan per KK Rp 25 ribu itu untuk penanganan sampah, dana upacara, dan kegiatan lain," imbuhnya.

Sementara terkait usaha baru berupa pemeliharaan ayam petelur, menurut Sugina sudah berjalan satu bulan dan ayam sudah mulai menghasilkan telur yang kemudian dibeli oleh kalangan warga suka duka, dan sebagian lagi dijual keluar.

"Ada 10 orang yang mengelola ayam itu, mereka sudah diajari dan pemasaran juga sudah disiapkan," ungkapnya.

Ketua kelompok ternak, Ketut Suartika, mengatakan untuk pakan ayam selama sebulan awal disubsidi oleh pemerintah. Namun, ke depannya wajib dikelola sendiri.

"Dari 500 ekor ayam satu bulan berjalan habiskan satu sak, kalau harganya Rp 425 ribu per saknya," kata Suartika. Ayam diberi makan dua kali, pagi dan sore.

Suartika mengatakan setelah tinggal di rumah deret ini hidupnya mulai tertata dan bisa memiliki tabungan dari hasil bekerja menjadi buruh bangunan. "Di sini sekarang pelihara ayam, sudah ada hasil," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Klungkung I Gusti Agung Putra Mahajaya, menyatakan Dinsos Klungkung sengaja mengusulkan bantuan berupa ayam siap bertelur bukan berupa bibit. Pertimbangannya, agar warga di rumah deret bisa lebih cepat mendapatkan hasilnya.

"Telou mudah dijual calon pembeli ada, kami juga dari dinas sudah sempat membeli produk mereka, Rp 40 yangribu per kratnya karena telur masih kecil," ujarnya.

Pembangunan rumah deret dengan nilai Rp 3,06 miliar ini merupakan program Kementerian sosial untuk pengentasan kemiskinan dengan bantuan rumah bagi warga tunawisma.




(hsa/hsa)

Hide Ads