Layanan internet Starlink mulai beroperasi di Bali setelah diujicoba dan diresmikan oleh CEO SpaceX Elon Musk beberapa waktu lalu. Kehadiran layanan internet nirkabel berbasis satelit itu menjadi pesaing penyedia layanan internet lainnya yang telah beroperasi lebih dulu.
General Manager (GM) Telkom Witel Singaraja Gede Arka Puniatmaja tak khawatir dengan persaingan tersebut. Menurutnya, fiber optik PT Telkom sudah terpasang di hampir 2/3 wilayah Bali.
"Saya kira, kami siap untuk bersaing dengan Starlink," kata Puniatmaja di sela-sela kegiatan penanaman pohon di Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali, Kamis (20/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puniatmaja mengeklaim layanan internet Telkom tetap lebih unggul karena telah menjangkau lebih banyak pengguna dibandingkan Starlink. Menurutnya, Telkom memiliki layanan internet tak terbatas alias unlimited yang banyak digunakan dalam sektor pariwisata di Pulau Dewata.
"Ketika ngomong market pariwisata itu, layanan internetnya pasti unlimited. Kalau Starlink itu kan ada paketnya, dia dibatasi hanya beberapa gadget yang bisa connect (akses internet)," imbuhnya.
Puniatmaja mengatakan persaingan itu justru dapat memicu penyedia layanan internet lainnya agar semakin terpacu meningkatkan kualitas layanan. Di sisi lain, dia berujar, kehadiran Starlink bertujuan untuk menjangkau daerah-daerah rural atau daerah-daerah terluar yang belum terjangkau internet.
"Untuk yang daerah rural oke lah, mungkin lebih bagus mereka. Terutama daerah yang tidak ada fiber kami," pungkasnya.
Sebelumnya, Elon Musk meresmikan layanan internet Starlink miliknya di Puskesmas Pembantu I Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, di sela-sela acara World Water Forum (WWF) pada 19 Mei lalu. Dalam kesempatan itu, ia menandatangani kerja sama dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terkait penyediaan layanan internet Starlink untuk puskesmas di daerah-daerah terpencil.
(iws/gsp)