Event kepariwisataan Komodo Travel Mart digelar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 6-9 Juni 2024. Event Komodo Travel Mart ke-5 ini ditargetkan bisa mendatangkan sebanyak 150 buyers ke Labuan Bajo dengan nilai transaksi Rp 30 miliar.
"Kami harapkan ada kurang lebih 150 buyers dari berbagai negara yang menjadi pasar dari wisatawan ke Labuan Bajo," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo dan Flores (BPOLBF) Frans Teguh saat The Weekly Press Briefing Kemenparekraf, Senin (29/4/2024).
Frans mengatakan, potret selama ini, tur operator yang datang ke Labuan Bajo berasal dari Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Australia, hingga Bangkok. Selain itu, beberapa operator dalam negeri yang saat ini dominan ke Labuan Bajo, mulai dari Bali, Lombok, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, hingga Makassar. Berbagai tur operator itu ingin dihadirkan dalam Komodo Travel Mart.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pada saat yang sama, Komodo Travel Mart juga diharapkan dapat mendorong berbagai pelaku pariwisata, mulai dari tur operator, kapal pinisi, hotel, vila, hingga restoran di Labuan Bajo dan di NTT pada umumnya bisa menyiapkan produk-produk yang berkualitas.
"Jadi kami harapkan dalam sekitar tanggal 6 sampai 9 Juni ada kurang lebih 100 seller yang tersedia di dalam table top dan juga forum bisnis sekaligus juga kami meng-endorse produk-produk ekonomi kreatif," ungkap Frans.
Frans menegaskan pihaknya menargetkan ada transaksi sebanyak Rp 30 miliar dalam Komodo Travel Mart. "Jadi mudah-mudahan dengan adanya buyers dari seluruh dunia dan juga dengan dukungan para operator di nasional, kami berharap ini bisa meningkatkan kinerja dari kepariwisataan kita," harap Frans.
Ketua Panitia Komodo Travel Mart V Oyan Kristian menegaskan event ini sebelumnya telah terhenti pada 2018. Ada beberapa alasan pihaknya kembali menggelar Komodo Travel Mart, salah satunya karena pertumbuhan sektor pariwisata di Labuan Bajo.
Oyan mengungkapkan pertumbuhan pariwisata di Labuan Bajo telah melampaui pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di NTT. "Labuan Bajo juga menjadi pusat pertumbuhan baru di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Indonesia timur bagian selatan secara umum," paparnya.
Pertumbuhan ekonomi ini, jelas Oyan, dipicu adanya sektor pariwisata yang menjadi sumber daya baru yang berkelanjutan di daerah yang miskin sumber daya alam.
"Kita sama-sama tahu NTT tidak memiliki emas atau minyak atau sumber daya alam lainnya yang membuat daerah itu kaya. Kami hanya memiliki kekayaan alam berupa keindahan budaya dan alam yang menjadi sumber utama perkembangan sektor pariwisata," jelasnya.
Pertumbuhan pariwisata di Labuan Bajo telah menimbulkan efek berganda, antara lain pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) Manggarai Barat, terbukanya lapangan pekerjaan di sektor swasta, dan mulai tumbuhnya bisnis lokal yang menjadi penggerak ekonomi di Labuan Bajo dan di NTT secara keseluruhan.
"Adanya dampak positif mendorong adanya Komodo Travel Mart ini ingin kami selenggarakan kembali dengan beberapa pertimbangan yang kita sama-sama tahu bahwa Komodo Travel Mart atau event travel mart di manapun tujuan utamanya adalah memperluas pasar wisatawan," tegasnya.
Oyan mengungkapkan pihaknya mendatangkan buyers dari luar NTT untuk mengenal destinasi di Labuan Bajo. Mereka akan mempromosikan atau 'menjual' Labuan Bajo ke jejaringnya masing-masing.
Selain itu, tegas Oyan, Komodo Travel Mart ini juga menjadi momentum untuk menggerakkan kembali roda ekonomi di NTT dengan potensi pariwisata sebagai motor penggerak setelah adanya pandemi COVID-19.
(nor/iws)