Menurut Risma, produk-produk UMKM nilainya menjadi lebih tinggi ketika dipasarkan di pusat oleh-oleh. Dia pun berharap masyarakat bisa lebih semangat berproduksi.
"Untuk garam Kusamba Klungkung juga sudah lama diproduksi. Kualitasnya sangat bagus. Dulu di (pasar) lokal Rp 7 ribu per kilogram. Saat ini terus diperbaiki dan menjadi produk spa dengan sedikit sentuhan teknologi. Harganya pun naik menjadi Rp 18 ribu per kilogram," ujar Risma saat mengantarkan produk Pena tersebut di Krisna Oleh Oleh Bali, Desa Blangsing, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa.
Selain garam spa dari Kusamba, ada pula produk minyak kayu putih dari Pulau Buru di Maluku yang dipasarkan Risma. Dia mengatakan kedua produk itu merupakan produk lokal dari hasil alam yang melimpah.
"Minyak kayu putih asal Pulau Buru ini, sudah diproduksi lama tapi hanya konsumsi lokal saja, kini kami antarkan dengan dipasarkan di oleh-oleh terbesar di Bali, karena Bali pusatnya kunjungan wisata dunia," urai Risma.
Ngurah Anom mengamini pernyataan Risma. Dia mengaku selalu siap untuk bekerja sama dengan pelaku UMKM. Mulai dari produk makanan ringan, garam, hingga kayu putih.
"Kami siap untuk bekerja sama, dengan harapan masyarakat ikut sejahtera," ujar Anom.
Pembuat minyak kayu putih khas Pulau Buru, Fausan Abdul Rahman, yang ikut dalam kunjungan tersebut mengatakan di Pulau Buru kayu putih sangat melimpah dan biasa digunakan untuk rempah-rempah. Awalnya, masyarakat hanya memanfaatkan untuk obat dan dijual murah.
"Sebelum dikemas dalam wadah kecil yang lebih bagus, produk kami awalnya dibuat biasa saja untuk obat balur dalam wadah jeriken. Sekarang kami dilatih oleh Krisna untuk mengemas dan produk sudah siap jual," tutur Rahman.
(hsa/gsp)