PT PLN (Persero) bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) + Battery Energy Storage System (BESS) di Nusa Penida, Klungkung, Bali. Pembangunan pembangkit listrik Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) itu dimulai pada 2025, dengan total kasitas 18 megawatt (MW).
Senior Manager Komunikasi & Umum PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Hamidi Hamid mengungkapkan, tahun depan akan dibangun PLTS+BESS berkapasitas 4,5 MW.
"Di tahun berikutnya, yakni di 2026 akan ada juga pembangunan PLTS + BESS sebesar 10 MW dan bantuan hibah PLTS + BESS sebesar 3,5 MW," kata Hamidi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk rencana jangka panjang, sambung Hamidi, PLN berambisi untuk menghubungkan sistem tiga Nusa, yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan dengan mengembangkan sistem Nusa Penida yang terinterkoneksi melalui kabel laut 20 kV, dengan kapasitas sebesar 2 x 20 MW pada tahun 2029.
"Saat ini kebutuhan daya di Nusa Penida terus naik. Untuk melayani 21.238 pelanggan yang kebutuhan listriknya pada beban puncak mencapai 12,26 MW, PLN menyediakan pembangkit berkapasitas 14,45 MW dengan cadangan daya mencapai 15,2 persen," ujarnya.
Menurutnya, di Nusa Penida sebelumnya telah dibangun PLTS + BESS yang berkapasitas 3,5 MW di lahan seluas 4,5 hektar. Pembangkit ini telah beroperasi pada Oktober 2022 untuk mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 lalu.
Hingga saat ini, PLTS Hybrid ini konsisten memasok energi bersih bagi pulau tersebut. Serta mampu menurunkan emisi hingga 4,19 ribu ton CO2e per tahun di Pulau Bali.
Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyampaikan Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 patut disyukuri. Namun, disamping itu tekanan-tekanan global mengharuskan bangsa Indonesia untuk berkomitmen menekan emisi CO2.
"G20 menandai komitmen bersama dalam menyukseskan transisi energi. Sehingga apa yang telah dibangun tidak hanya simbolik saja namun, secara keseluruhan memang terus menerus berupaya untuk mencapai NZE 2060," ucap Sugeng.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu. Dia menyampaikan aturan dan regulasi ketenagalistrikan melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) disusun untuk mendukung pencapaian target NZE 2060.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan RUPTL yang telah disusun saat ini merupakan RUPTL paling hijau dengan porsi pembangunan pembangkit EBET mencapai 20,9 giga watt (GW).
"Dimana 5,2 GW diperuntukkan untuk pembangunan PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)," sebutnya.
Dia kemudian berharap agar seluruh komponen dapat bekerja sama menyukseskan pembangunan EBET tak hanya di Pulau Nusa Penida. Namun, di seluruh wilayah Indonesia guna meningkatkan bauran EBET dan mempercepat transisi energi serta mencapai NZE 2060 mendatang.
(dpw/dpw)