Pemerintah Inggris menggelontorkan dana hibah untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Bendungan Titab, Buleleng, Bali. Ini sebagai bentuk dukungan Inggris terhadap pembangunan sumber energi terbarukan di Indonesia.
Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengungkapkan Pemerintah Inggris memberi bantuan sebesar 15 persen dari nilai proyek atau Rp 3,7 miliar. Adapun total nilai proyek pembangkit listrik tenaga air itu mencapai Rp 24,68 miliar.
Stuart mengatakan hibah itu diberikan melalui program Mentari (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia). Menurutnya Program Mentari ini akan memberikan percepatan akses terhadap energi yang bersih, andal dan terjangkau untuk masyarakat Bali khususnya Buleleng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atas nama Pemerintah Inggris, saya sangat bangga dapat mengambil bagian dalam perjalanan transisi energi terbarukan di Indonesia melalui program Mentari. Pembangkit listrik tenaga air di DAM Titab merupakan bukti nyata kemitraan hebat kami, yang bekerja sama untuk mewujudkan tujuan transisi energi Indonesia," katanya.
Stuart menilai Bali memiliki peluang yang besar untuk mewujudkan program energi bersih. Dalam rangka memenuhi target tersebut, kata dia, Bali harus melihat semua peluang yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan Bendungan Titab yang sudah lama beroperasi dalam membangun PLTMH.
"Kami ingin mendukung energi bersih dan Bali memimpin terdepan dalam urusan energi bersih melalui ambisi peta jalan Net Zero 2045," jelasnya.
"Program Mentari Inggris-Indonesia bekerja sama dengan PT SMI dan menjadikan proyek ini sebagai proyek bankable, dan mendapatkan pendanaan agar bisa diimplementasikan. Dan saya menantikan pembukaan dari proyek ini pada April mendatang," imbuhnya.
PLTMH Bendungan Titab nantinya akan menghasilkan energi bersih hingga 1,4 MW tanpa melakukan alih fungsi terhadap bendungan untuk menyediakan irigasi air ke daerah tersebut.
Direktur Utama PT Brantas Energi Satyo Budi Santoso mengatakan pemanfaatan PLTMH ini akan bekerja sama dengan PLN. PLTMH nantinya dapat mengaliri listrik untuk sekitar 600 rumah warga. PLTMH Bendungan Titab, kata dia, ditargetkan beroperasi bulan April 2024.
"Nanti ada perjanjian jual beli dengan PLN itu konsensinya selama 25 tahun sudah ada tarifnya. Nanti penyerapan dilakukan PLN untuk bisa dimanfaatkan di area Buleleng," katanya.
Adapun selain di Bendungan Titab, proyek serupa juga saat ini sedang dikembangkan di Lombok dan Sumatera Barat yang masing-masing diharapkan dapat menghasilkan listrik ramah lingkungan sebesar 0,6 MW dan 5,1 MW dari pemanfaatan bendungan yang ada.
(dpw/dpw)