Harga Cabai di Buleleng Melambung, Rp 90 Ribu per Kg

Buleleng

Harga Cabai di Buleleng Melambung, Rp 90 Ribu per Kg

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Jumat, 01 Mar 2024 17:27 WIB
Harga cabai di Buleleng, Bali, melambung.
Harga cabai di Buleleng, Bali, melambung. (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Harga cabai di Kabupaten Buleleng, Bali, terus naik. Kenaikan harga dipengaruhi tingginya permintaan konsumen saat Hari Raya Gaalungan dan Kuningan.

Adapun harga cabai rawit di Pasar Banyuasri Singaraja, kini mencapai Rp 80 ribu per kilogram (kg). Sementara harga cabai merah mencapai Rp 90 ribu per kg.

Salah seorang pedagang, Komang Bon, mengatakan kenaikan harga cabai juga dipengaruhi oleh faktor cuaca. Menurutnya cuaca buruk mengakibatkan hasil panen di petani mengalami penurunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena musim hujan produksi menurun. Namun permintaan meningkat," kata Bon, Jumat (1/3/2024).

Menurutnya harga bahan pokok lain masih normal saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, maupun menjelang Hari Raya Nyepi. Stok bahan pokok juga masih terkendali.

ADVERTISEMENT

Ia mengaku penjualan mengalami peningkatan dibanding hari biasa.

"Permintaan pasti meningkat menjelang hari raya kuningan. Kalau biasanya konsumen beli Rp 50 ribu, sekarang bisa Rp 90 ribu. Kalau pada bulan puasa dan nyepi juga pasti ada peningkatan. Stok masih aman," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi UKM Buleleng Dewa Made Sudiarta mengatakan kenaikan harga dipengaruhi oleh anomali cuaca yang mengakibatkan panen di petani mengalami penurunan. Hal itu berbanding terbalik dengan permintaan konsumen yang meningkat.

"Kenaikan harga akibat dari anomali cuaca," katanya.

Menurutnya yang mengalami kenaikan signifikan yakni harga cabai merah. Sementara cabai rawit cenderung mengalami penurunan beberapa hari terakhir.

Pihaknya juga berupaya untuk menstabilkan harga cabai melalui PD Pasar Swatantra.

Dengan menyediakan produk bapok yang mengalami kenaikan harga di masing-masing gerai pasar yang dikelola pemerintah. Hal ini diharapkan dapat menstabilkan harga bapok dipasaran terutama pada saat hari besar keagamaan.

Pemerintah juga mencanangkan program urban farming dengan menanam komoditas cabai di lahan-lahan pemerintah kabupaten (pemkab) ataupun provinsi.

"Tadi pagi ada pencanangan penanaman cabai dengan metode urban farming tujuannya untuk menstabilkan harga. Kita akan memanfaatkan lahan pemkab atau aset provinsi atas ijin provinsi," tandasnya.




(dpw/iws)

Hide Ads