Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Aemilianus Mau mendorong perawat yang bekerja dengan status sukarela di daerah tersebut untuk bekerja di Papua, Jepang, hingg Arab Saudi agar bisa mendapat upah yang layak. Perawat yang bekerja dengan status sukarela di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di NTT ada yang menerima upah hanya Rp 250 ribu per bulan.
Willy -sapaan Aemilianus- mengatakan perawat asal NTT mendapat tawaran bekerja di Papua. Mereka ditawari upah Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan dengan kontak kerja selama lima tahun.
"Kami dorong kerja di Papua, yang sekarang butuh perawat dari NTT. Gajinya standar D3 Rp 4 juta, kemudian nurse Rp 5 juta," kata Willy saat menghadiri Musyawarah Daerah IV PPNI Kabupaten Manggarai Barat di Labuan Bajo, Sabtu (16/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Willy mengatakan tawaran dari Papua kurang diminati perawat di NTT. Tahun ini ada permintaan 30 perawat asal NTT untuk bekerja di Papua, namun hanya delapan perawat yang menerima tawaran tersebut. "Tapi anak-anak tidak berani. Kemarin minta 30 yang berangkat lima, tambah lagi tiga, jadi delapan," katanya.
Tawaran untuk perawat di NTT juga datang dari luar negeri. Tawaran paling banyak dari Jepang dan Arab Saudi. Willy mendorong perawat di NTT mengambil peluang tersebut. Hanya saja diakuinya, seleksi untuk bekerja di Jepang dan Arab Saudi sangat ketat.
"Kami dorong juga ke Jepang, Arab Saudi. Tahun ini yang minta banyak Jepang dan Arab Saudi. Tapi seleksinya ketat. Tahun ini yang lolos tidak sampai 10," ujar Willy.
Hal lain yang sudah dilakukan PPNI untuk meningkatkan kesejahteraan perawat adalah mendorongnya mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Hanya saja, dari 3000 perawat yang diusulkan mengikuti tes PPPK sejak 2017, baru setengahnya yang lolos P3K.
Diketahui sebanyak 500 dari total 20 ribu perawat yang terdaftar di NTT masih bekerja dengan status sukarela di sejumlah faskes. Perawat tersebut mendapat upah yang tidak sebanding dengan beban kerja dan biaya hidup.
Perawat yang bekerja sukarela itu ada yang mendapat upah Rp 250 ribu per bulan. Besar upah mereka ditentukan oleh pimpinan faskes tempat mereka bekerja.
"Paling tinggi Rp 1 juta satu bulan, rata-rata Rp 250 ribu-Rp 500 ribu," ungkap Willy.
(dpw/dpw)