Okupansi Hotel di Denpasar Jelang Nataru Diprediksi Capai 80 Persen

Okupansi Hotel di Denpasar Jelang Nataru Diprediksi Capai 80 Persen

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 13 Des 2023 23:30 WIB
Renovasi trotoar di Pantai Segara mengakomodasi pejalan kaki dan pengguna sepeda kayuh serta pesepeda listrik, Sabtu (4/2/2023).
Foto: Kawasan pantai di Sanur yang menjadi jujukan turis mancanegara. (Dok. I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Denpasar -

Okupansi atau tingkat hunian hotel di Kota Denpasar, Bali, mendekati Natal dan tahun baru (Nataru) diprediksi meningkat tajam hingga terisi 80 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra membeberkan okupansi saat ini masih berkisar 45 persen karena tengah periode low season atau bukan musim kunjungan wisatawan. Sementara, ada sekitar 10 ribu kamar hotel dari hotel bintang satu hingga bintang lima di di Denpasar.

"(Okupansi) Biasanya meningkat di minggu ketiga atau setelah Christmas (Natal). Setelah tanggal 25 Desember okupansi mungkin sudah mulai merangkak sekitar 60-80 persen," kata Sidharta saat dihubungi detikBali, Rabu (13/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, kawasan Sanur menjadi destinasi yang paling banyak diburu oleh wisatawan. Mereka juga tertarik dengan beberapa event yang digelar. Salah satunya Denpasar Festival.

"Mereka (penyedia hotel) yang sering mengadakan acara saat ini pasti sudah mulai persiapan. Seperti melakukan dekorasi, membuat program dinner dan entertainment seperti tarian Bali atau band," jelas Sidharta.

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan, selama ini wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak yang mengunjungi Denpasar berasal dari negara-negara Eropa dan Australia. Sementara wisatawan domestik (wisdom) didominasi oleh wisatawan Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Menurut Sidharta, rata-rata lama menginap turis Eropa sekitar 11-12 hari dan turis Australia 5-7 hari.

"Kalau wisatawan nusantara rata-rata lama menginap 3-4 hari. Libur mereka terbatas dan bukan traveler karena ingin. Tetapi karena ada hari libur. Kalau traveler luar (negeri) kan memang khusus untuk berwisata," jelasnya.

Sidharta juga mengungkapkan biasanya puncak kedatangan turis domestik berada pada minggu pertama Januari. Sementara, untuk okupansi hotel pasar wisman akan bertahan hingga akhir Januari atau awal Februari.

Dia berharap tingginya kasus COVID-19 di berbagai negara belakangan tak mengganggu pariwisata Bali yang baru pulih.

"Intinya kami tidak mau ada turbulence lagi. Biarin Bali yang baru recovery, mulai merangkak, dan sudah mulai bagus. Jangan ke-hit (pukul) lagi lah dari hal apapun, baik itu jelang Pilpres atau penyakit. Jangan ada distorsi-distorsi, itu yang kami harapkan," tandas Sidharta.




(hsa/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads