Dua pekan terakhir harga bumbu dapur khususnya cabai mengalami lonjakan harga sangat drastis. Di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Klungkung, harga cabai melonjak dua kali lipat lebih, dari sebelumnya Rp 30 ribuan per kilogram, kini sudah mencapai Rp 70 ribu.
Pantauan detikBali di Pasar Umum Galiran, Klungkung, Jumat (27/10/2023), imbas dari naiknya harga cabai ini penjualan langsung merosot. Beberapa pelanggan mengurangi pembelian. Termasuk di antaranya ada pedagang pecel lele yang membutuhkan cabai untuk sambal.
Salah satu penjual bumbu dapur, Ni Nyoman Nitiati, mengatakan harga cabai memang cepat naik, dari dua minggu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenaikan memang sedikit demi sedikit, tapi banyak dan terus, kadang naik Rp 5000 perkg, kadang Rp 3 ribu, kemarin saya jual Rp 65 saat ini jualnya Rp 70 ribu per kilogram," jelas Nitiati.
Penyebab kenaikan, menurut Nitiati karena pasokan dari petani terus berkurang lantaran cuaca panas dan mengakibatkan banyak petani cabai tanamannya mati.
Akibatnya, penjualan langsung merosot. Dari biasanya mampu menjual hingga 10 kilogram per hari, saat ini paling banyak laku cuma lima kilogram saja.
"Pembelinya, dari penjual makanan juga mengurangi jadinya sedikit dapat jualan, terpaksa dari pengepul sedikit juga nyari nanti takut busuk," imbuh Nitiati.
Salah satu pembeli cabai, Suwarno, mengaku setiap hari membeli cabai sebanyak dua kilogram untuk usaha pecel lelenya. Lantaran mahal, dia pun harus mengurangi pembelian.
"Jadi belinya sekarang cuma 1,5 kilogram saja, nanti banyakin tomatnya. Kalau dipaksakan bisa rugi jualan saya, sementara harga jual tidak mungkin naik, persaingan banyak sekarang," tandasnya.
Sementara, untuk bumbu dapur lainnya seperti bawang, harganya masih normal. Bawang merah Rp 15 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 30 ribu per kilogram.
(hsa/nor)