Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (Distan) Kabupaten Karangasem akan mengembangkan inovasi padi Salibu untuk meningkatkan produksi beras. Salibu merupakan jenis padi sekali tanam yang bisa panen dua sampai tiga kali.
Kepala Distan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengatakan saat ini produksi beras Gumi Lahar hanya 41.183 ton. Sedangkan, konsumsi beras mencapai 67.195 ton. Dengan jumlah itu, Karangasem masih jauh dari kemampuan swasembada beras.
Baca juga: Bulog Bali Usulkan 5 Ribu Ton Beras ke Pusat |
"Luas lahan pertanian yang bisa ditanami padi hanya 7.236 hektare, jadi setiap tahunnya produksi beras kita tetap sama segitu-gitu saja. Sedangkan kita tidak mungkin menambah lahan lagi. Jadi satu-satunya cara adalah dengan cara membuat inovasi padi Salibu," kata Siki Ngurah, Minggu (15/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Distan optimistis melalui inovasi padi Salibu, produksi beras bisa bertambah hingga 26.012 ton. Inovasi tersebut juga akan dibarengi dengan pemberian bantuan benih, pupuk, dan pestisida kepada para petani. Siki Ngurah menyebut sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali soal itu.
"Nantinya setelah panen pertama, selang dua bulan lagi akan kembali panen kedua dan begitu juga dengan panen ketiga. Yang penting perawatannya tepat dan pasokan air cukup," kata Siki Ngurah.
Sebelum mengembangkan padi Salibu, Distan akan melakukan penyuluhan terhadap para petani di Karangasem. Ini terkait cara tanam, perawatan, dan cara memotong padi saat panen agar bisa tumbuh kembali untuk panen berikutnya.
Siki Ngurah mengakui jika tantangan untuk mengembangkan padi Salibu tidak mudah karena merupakan inovasi baru. Termasuk meyakinkan petani agar mau menanam Salibu.
"Saat ini bagaimana kami meyakinkan para petani dulu terkait rencana pengembangan padi Salibu ini agar mau menanamnya. Karena jika inovasi padi Salibu ini berhasil, maka produksi beras di Kabupaten Karangasem tiap tahunnya akan surplus," kata Siki Ngurah.
(hsa/gsp)