Angkutan Sembako Gagal ke Nusa Penida Menumpuk, Tercium Aroma Busuk

Angkutan Sembako Gagal ke Nusa Penida Menumpuk, Tercium Aroma Busuk

I Putu Budikrista - detikBali
Senin, 09 Okt 2023 12:32 WIB
Mobil-mobil pengangkut bahan pokok parkir di pinggir jalan Bypass Ngurah Rai, Klungkung, Senin (9/10/2023).
Foto: Mobil angkut bahan pokok parkir di pinggir jalan IB Mantra karena gagal menyeberang ke Nusa Penida. (Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Puluhan truk dan pikap yang memuat barang kebutuhan pokok parkir di sepanjang Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Kusamba, Klungkung, Bali. Ada pula yang parkir di timur Pura Goa Lawah. Mereka sudah parkir selama 15 sampai 25 hari di pinggir jalan. Akibatnya, muatan seperti beras hingga telur rusak. Dari mobil-mobil tersebut mulai muncul aroma busuk.

Angkutan bahan pokok tersebut gagal menyeberang ke Nusa Penida lantaran kapal roro KMP Nusa Jaya Abadi masuk docking untuk perawatan.

Pantauan detikBali, Senin pagi (9/10/2023) truk dan pikap yang parkir di pinggir Jalan Bypass Ngurah Rai itu tampak sudah lama dan berdebu. Bahkan, ada mobil yang bannya sampai kempes lantaran parkir terlalu lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mobil-mobil dan truk itu ditinggalkan begitu saja oleh pengemudinya. Informasi yang diperoleh, kendaraan-kendaraan itu mengangkut berbagai kebutuhan pokok untuk dikirim ke Nusa Penida. Antara lain, beras, telur, tepung, dan minyak goreng. Namun, ada juga yang membawa barang elektronik.

ADVERTISEMENT

Sebagian pikap hanya ditutupi terpal. Bahkan ada juga mobil yang mengangkut barang-barang elektronik.

Selain di pinggir jalan, ada yang dititipkan di samping warung warga. Ada pula yang diparkir di area parkir milik warga, timur Pura Sad Kahyangan Goa Lawah Klungkung.

"Ada (mobil) yang sudah tidak bisa menyeberang selama 15 hari, bahkan ada juga yang 25 hari, utamanya barang yang yang tahan lama dan bangunan. Ini karena kapal roro (KMP Nusa Jaya Abadi) masuk docking. Ada kapal angkut barang (LCT) tapi banyak mobil pribadi yang justru diangkut," ujar salah seorang sopir, Made Suardika.

Dia mengaku setiap pagi harus mengecek ke Pelabuhan Padangbai Karangasem untuk mencari antrean. Namun, hingga 15 hari ini belum dapat antrean. Walhasil, barang-barang seperti bawang dan telur mulai membusuk. Bahkan, dari kendaraan sudah mengeluarkan bau busuk yang menandakan telur sudah rusak.

"Memang kerugian nanti ditanggung bos di Nusa Penida, tapi saya tidak dapat kerjaan selama 15 hari ini, biasanya dapat saja nyeberang setiap hari. Ini sudah setengah bulan," ujar Suardika.

Dia mengungkapkan nilai barang-barang yang rusak bisa mencapai puluhan juta. Dari sejumlah pikap juga tercium aroma busuk. Terutama pikap-pikap yang mengangkut telur.

"Itu beras dan tepung sudah 15 hari ditutup terpal, tentu rusak. Bahkan ada yang mengangkut telur juga sudah tercium busuk. Kasihan kebutuhan pokok untuk warga di Nusa Penida rusak, itu muatan yang rusak kerugiannya bisa sampai Rp 20 juta sampai Rp 70 juta satu mobil," ungkap Suardika.

Dia sangat berharap ada solusi lantaran menyangkut kebutuhan pokok masyarakat Nusa Penida. Dia khawatir kondisi tersebut memicu kenaikan harga berbagai komoditas di Nusa Penida.

"Faktanya di lapangan, kapal (LCT) justru banyak mengangkut mobil-mobil milik pribadi. Padahal kalau menurut saya, seharusnya angkutan kebutuhan pokok yang didahulukan. Kalau mobil pribadi, paling dipakai wisata saja keliling di Nusa Penida. Kalau mobil-mobil barang, kan membawa kebutuhan pokok masyarakat di Nusa Penida," urai Suardika.

Sementara itu, Kadis Perhubungan Klungkung I Gusti Gede Gunarta mengatakan angkutan barang ke Nusa Penida selama docking KMP Nusa Jaya Abadi memanfaatkan dua kapal LCT (landing craft tank) yang dikelola swasta. Kapasitas kapal ini lebih kecil dari Nusa Jaya Abadi yang dikelola Pemkab Klungkung. Sementara, angkutan barang yang masuk ke Nusa Penida membeludak, terlebih jelang Nusa Penida Festival.

"Sementara pelayanan LCT masih lancar, masing-masing LCT sehari berangkat dua kali dalam sehari. Kami tentu harus berterima kasih, karena selama kapal NJA (Nusa Jaya Abadi) docking setiap tahun, ada kapal LCT yang melayani masyarakat," ungkapnya.

Gusti Gunarta tidak menampik Dinas Pariwisata sempat meminta prioritas penyeberangan dengan LCT untuk keperluan Nusa Penida Festival.

"Festival Nusa Penida juga sangat penting, untuk promosi pariwisata. Kebetulan festival menyedot perhatian lebih, sehingga penyeberangan untuk kebutuhan festival memang sempat diprioritaskan. Masyarakat sejauh ini tidak ada komplain, sepanjang untuk kepentingan Nusa Penida," ujar Gusti Gunarta.

Dengan berakhirnya Festival Nusa Penida, ia berupaya agar aktivitas penyeberangan barang, terutama kebutuhan pokok ke Nusa Penida bisa kembali normal.




(hsa/hsa)

Hide Ads