Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeklaim Indonesia selektif ihwal impor. Jerry menilai apabila Indonesia tidak bisa memproduksi dalam negeri, tentunya konsekuensi logisnya adalah impor.
"Yang kita impor itu, kita prioritaskan barang-barang atau bahan baku yang kita olah di dalam negeri, yang kemudian nanti kita ekspor di luar negeri," ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga seusai acara 'The Sixth ASEAN Inclusive Business Summit' di The Mulia Hotels & Resorts, Nusa Dua, Badung, Rabu (23/8/2023).
Menurut Jerry, hal tersebut bisa memberikan nilai tambah. Ia mengimbau untuk tidak sembarang impor barang-barang konsumsi atau yang tidak bisa diproduksi dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahan baku untuk pengolahan barang-barang industri. Jadi justru bagus, artinya kita ini memastikan supaya bahan baku yang kita impor itu kita buat something (sesuatu). Kita create something," jelasnya.
"Kita olah dan kita ekspor ke luar negeri, memberikan kontribusi yang signifikan kepada neraca perdagangan," sambungnya.
Jerry mengaku neraca perdagangan Indonesia surplus selama 38 bulan berturut-turut. "Artinya ekspor lebih besar dari impor," paparnya.
Misalnya, per Juni 2023, nilai ekspor Indonesia mencapai hampir $20 miliar atau Rp 306 triliun berdasarkan data yang diterima dari Badan Pusat Statistik (BPS). "Bahkan, di 2022 tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia berdiri di angka $54,46 miliar (Rp 833 triliun)," ungkapnya.
(nor/nor)