Bali Terbesar Ketiga dalam Pemanfaatan Pembayaran QRIS

Bali Terbesar Ketiga dalam Pemanfaatan Pembayaran QRIS

Ronatal Siahaan - detikBali
Selasa, 15 Agu 2023 22:12 WIB
Kepala Divisi (Kadiv) Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) Manajemen Intern Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Agus Sistyo Widjajati seusai acara Pekan QRIS Nasional 2023 di Living World Denpasar, Selasa (15/8/2023). Foto: Ronatal Siahaan.
Kepala Divisi (Kadiv) Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) Manajemen Intern Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Agus Sistyo Widjajati seusai acara "Pekan QRIS Nasional 2023" di Living World Denpasar, Selasa (15/8/2023). (Foto: Ronatal Siaha
Denpasar -

Kepala Divisi (Kadiv) Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) Manajemen Intern Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Agus Sistyo Widjajati menyebut Bali menempati tiga besar provinsi yang memanfaatkan pembayaran QRIS. Ia menilai tingginya pemanfaatan pembayaran QRIS tersebut lantaran masyarakat Bali menyadari pentingnya digitalisasi untuk bisnis mereka.

"Jadi, Bali itu termasuk QRIS-nya paling banyak di seluruh Indonesia," ujar Agus kepada awak media di sela-sela acara Pekan QRIS Nasional 2023 di Living World Denpasar, Selasa (15/8/2023).

Selain itu, Agus menyebut pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga sudah mulai memanfaatkan QRIS. Menurutnya, hal itu karena gaya hidup masyarakat sudah berubah. "Demografi kita kan orang-orang milenial. Gaya hidupnya dia udah males gerak ke mana-mana," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka, untuk mengenalkan dan memasarkan suatu produk, kini para pelaku usaha UMKM sudah menerapkan pembayaran digital. Ia menilai masyarakat Bali termasuk masyarakat yang paling mudah untuk menerima perubahan itu.

"Jadi, ada di tempat-tempat lain malas, ribet. Malas, rumit dan segala macam. Atau ya udah saya segini saja sudah cukup. Tetapi itulah hebatnya Bali dibandingkan yang lain," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain Agus menyebut kenyamanan bisa saja berbanding terbalik dengan keamanan dalam digitalisasi. Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk memerhatikan risikonya.

"Contohnya kalau masalah PIN hilang. Salah satu mitigasinya, ya PIN-nya jangan cari yang PIN (Nomor Identifikasi Pribadi) yang gampang. Jangan tanggal lahir," tandasnya.




(iws/gsp)

Hide Ads