Keren! Becak Wisata di Solo Mulai Terapkan Pembayaran QRIS

Keren! Becak Wisata di Solo Mulai Terapkan Pembayaran QRIS

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 08 Mei 2025 19:45 WIB
Peluncuran pembayaran menggunakan QRIS untuk becak, Kamis (8/5/2025) di Solo.
Peluncuran pembayaran menggunakan QRIS untuk becak, Kamis (8/5/2025) di Solo. Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Pemerintah Kota Solo mulai menerapkan pembayaran menggunakan digital untuk pengemudi becak. Sebagai pilot project, Bank Indonesia dan ASITA (Association of Indonesian Tour and Travel Agencies) Solo, Dinas Perhubungan Kota Solo menggandeng pengemudi becak wisata di kota Solo.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengatakan bahwa dengan penggunaan pembayaran QRIS bisa mendekatkan antara unsur tradisional dengan modern.

"Kita coba mendekatkan antara unsur tradisional dengan kekinian, karena yang akan naik becak tidak hanya yang sepuh-sepuh, tapi yang muda-muda," katanya ditemui di Solo Square, Kamis (8/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Dwi mengatakan bahwa anak-anak muda ini jarang yang membawa uang tunai. Mereka lebih memilih menggunakan pembayaran secara nontunai baik QRIS maupun debit.

"Nah anak-anak muda itu uangnya jarang ada di dompet, adanya di HP. Kita coba lengkapi metode berbayar," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, masyarakat yang hendak memakai becak mendapat layanan dua pembayaran tunai maupun nontunai.

"Abang-abang becak, pak becak itu tidak hanya terima tunai tapi mereka juga bisa transaksi nontunai menggunakan QRIS seperti itu. Harapannya ini bisa Memperluas lagi pasar becak kita memudahkan juga seperti itu," bebernya.

Meski menggunakan metode QRIS, Dwi memastikan bahwa masyarakat masih bisa melakukan tawar menawar sebelum naik becak. Namun hal itu akan berbeda ketika menggunakan becak wisata.

"Penggunaan QRIS tidak mengakibatkan Bapak pengayuh becak kehilangan kemampuan untuk menetapkan harga karena memang QRIS bukan instrumen untuk standardisasi harga jasa dimaksud. Dengan demikian, tawar menawar tetap dapat dilakukan seperti biasa," jelasnya.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Ari Wibowo, menambahkan saat ini baru ada 8 becak yang dilengkapi dengan QRIS. Untuk 8 becak itu merupakan becak wisata.

"Ini muncul karena dalam beberapa waktu terakhir ada beberapa wisatawan yang kesulitan saat hendak membayar dengan QRIS. Akhirnya ini difasilitasi untuk dibuatkan dengan QRIS. Hari ini ada 8 becak wisata dulu," ujar Ari.

Menindaklanjuti hal tersebut, Dishub bakal memperbanyak cakupan pembayaran menggunakan metode QRIS. Ari menyebut rencananya ada 100 pengemudi becak yang kan diproses pembuatan QRIS.

"Sedikitnya 100 orang pengemudi becak lain yang akan segera diproses pembuatan QRIS dan pelengkapnya pada Rabu (14/5) mendatang," terangnya.

Ari mengaku banyak tantangan yang dihadapi dengan adanya transformasi pembayaran dengan metode QRIS ini. Salah satunya pihaknya belum mempunyai data berapa banyak pengemudi becak di Solo.

"Tantangannya, karena kami belum punya data valid tentang jumlah pasti pengemudi becak di Solo. Selain itu butuh pembuatan rekening dan minimal memiliki HP, karena itu targetnya hanya sebanyak-banyaknya," bebernya.

Untuk sementara, kata Ari yang menggunakan metode QRIS baru sebatas pengemudi becak wisata.

"Jadi kita prioritaskan ke becak wisata dulu. Kalau becak wisata biasanya sudah ada harga yang ditetapkan, misalnya dari Benteng mau ke tempat wisata misalnya Kauman atau Keraton gitu sudah ada harganya," pungkasnya.

Di tempat yang sama, salah satu pengemudi becak, yakni Dwi Pringgoni (38), mengatakan pemasukan tidak menentu. Ia mengaku pemasukan ramai saat akhir pekan di mana bisa mendapat Rp 150-200 ribu.

"Kalau wisatawan itu biasanya ambil paket. Misalnya Keraton Solo-Pasar Klewer-Pasar Gede, tiga tempat ini sekalian ditunggu Rp 50 ribu. Kalau pas tidak ada wisatawan ya narik penumpang biasa, paling tarifnya Rp 10-20 ribu," jelasnya.

Ia mengakui bahwa saat ini banyak wisatawan yang memilih menggunakan pembayaran digital ketimbang tunai.

"Ya memang banyak wisatawan saat ini lebih sering melakukan pembayaran dengan cara digital. Saat pengemudi becak tidak dilengkapi dengan QRIS, biasanya pengemudi akan mengantar ke ATM terdekat," pungkasnya.




(apu/apl)


Hide Ads