Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melakukan kunjungan ke pangkalan LPG 3 kilogram (Kg) di Banjar Kebalian, Sukawati, Gianyar, Bali. Hal itu dilakukan untuk menindaklanjuti soal laporan adanya kelangkaan LPG 3 kg di beberapa daerah di Bali, salah satunya di Gianyar.
"Kami pastikan betul bahwa pengiriman (LPG 3 Kg) yang kami rencanakan sesuai dan memang hari ini ada rencana pengiriman, jadi akan kami lihat sendiri,"ucapnya, Minggu (30/7/2023).
Ia memastikan stok LPG 3 Kg di Indonesia saat ini terbilang cukup, sebab ada 1,2 juta tabung yang didistribusikan. "Kalau satu tahun kuota 8 juta, dan hari ini ada 1,2 juta tabung kan harusnya memang sudah cukup. Tinggal sekarang bagaimana distribusinya yang kami yakinkan," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kata Nicke, untuk menghindari adanya masyarakat yang tidak berhak mendapatkan LPG 3 Kg, mereka diminta untuk melakukan registrasi NIK KTP.
Mengingat, berdasarkan KepMen ESDM No. 37.K/ MC.01/MEM.M/2023, konsumsi LPG 3 Kg diperuntukkan untuk empat golongan spesifik, yakni rumah tangga prasejahtera, nelayan sasaran, petani sasaran, dan UMKM.
Nicke meminta agar masyarakat dapat melakukan registrasi dengan tujuan PT Pertamina (Persero) dapat melakukan identifikasi sehingga LPG 3 Kg bisa tepat sasaran. Menurutnya, apabila masyarakat tidak melakukan registrasi KTP maka tidak akan diberikan LPG.
"Dari yang kami alokasikan sekarang kan penjualan sudah lebih dari kuota. Kami ingin pertanggungjawabkan kepada negara dan jelas di tabung (tertulis) khusus untuk masyarakat miskin," sebutnya.
Nicke mengaku selain memastikan ketersediaan stok, Pertamina juga harus memastikan soal harga. Di mana masing-masing pemerintah daerah telah menentukan HET dan harus diikuti oleh pangkalan dan pengecer.
Menurutnya, apabila ada pangkalan yang menjual LPG 3 Kg di atas HET maka akan diberikan tindakan tegas berupa diberhentikannya suplai.
Berdasarkan data, hingga kini telah ada 237.500 pangkalan di Indonesia dan sebanyak 50 persen telahteregister dengan target dapat tercapai keseluruhan pada akhir Oktober 2023.
"Dari laporan-laporan ini kami akan melakukan tindakan. Kalau memang harus dilakukan penambahan kuota untuk suplai, tentu kami koordinasikan nanti ke Kementerian ESDM dan kami lakukan operasi pasar karena ini efektif dilakukan," paparnya.
Di sisi lain, Nicke menjelaskan hingga saat ini telah ada 108 ribuan masyarakat Bali yang telah melakukan registrasi KTP untuk pembelian LPG 3 Kg.
Sementara itu, pemilik pangkalan LPG 3 Kg I Kadek Sudarma (40) menuturkan setiap harinya ia mendapat kiriman 100 tabung LPG 3 Kg.
"Lakunya 100 tabung setiap hari dan harga Rp 18 ribu sesuai HET. Setiap hari dropping LPG lancar karena dalam satu hari dikirimkan sekali," akunya.
Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan penjualan LPG 12 Kg yang dalam sebulan hanya laku 1-2 tabung. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan harganya yang cukup tinggi, yakni Rp 120 ribu.
"Untuk penerapan KTP, kalau dibilang menyulitkan ya agak lambat karena setiap ada yang beli harus pakai KTP," tambahnya.
(nor/irb)