Produsen dodol buah di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, kebanjiran pesanan. Permintaan dodol tak hanya datang dari toko oleh-oleh, melainkan juga karena menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu (2/8/2023).
Ni Nengah Yuliati, salah satu penjual dodol di desa tersebut bisa mendapat pesanan 6.000 buah dodol per tiga hari. Ia menjual dodol berbagai varian rasa, dari nangka, pisang, hingga salak. Menurutnya, dodol nangka yang dijual seharga Rp 700 per biji paling banyak diminati pelanggan.
"Lalu dodol dari buah pisang peminatnya hanya orang tertentu dengan harga Rp 900 per biji," tutur Yuliati, Minggu (30/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuliati juga membuat dodol berbahan dasar salak. Namun, ia baru memproduksinya ketika harga salak sedang merosot di pasaran.
Menurut Yuliati, produksi dodol buah sangat tergantung dengan musim buah. Ia mengaku kewalahan menerima pesanan lantaran masih kesulitan mencari nangka yang akan diolah menjadi dodol.
Ia pun terpaksa membeli bahan baku dodol dengan harga lebih mahal. Meski begitu, Yuliati menyebut dodol nangka buatannya cepat ludes setelah diproduksi.
"Sering saya jatah setiap pelanggan agar semuanya dapat. Produksi dodol itu tidak cukup satu hari. Dodol yang siap dikemas butuh waktu tujuh hari produksi," imbuhnya.
Yuliati mengaku baru menerima pesanan dari warga jika menjelang Galungan. Selebihnya, ia mendistribusikan dodol buatannya untuk dijual di toko oleh-oleh.
"Kalau yang dadakan (memesan), tidak bisa saya kasih. Bukan menolak rezeki, memang sekarang sedang banyak pesanan, sementara cari buah nangka agak sulit," tandasnya.
(iws/iws)