Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, Bali, bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, untuk memproduksi kedelai. Bentuknya, Pemkot Malang mendukung penanaman kedelai seluas 650 hektare (Ha) di Subak Gubug I, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan.
Tidak tanggung-tanggung, Pemkot Malang menyebut kebutuhan kedelai yang diharapkan, yaitu sebanyak-banyaknya. "Sebanyak mungkin (kalau bisa). Ini ada lahan 650 Ha," ungkap Sutiaji, Wali Kota Malang, seusai penandatanganan perjanjian kerja sama, Jumat (19/5/2023).
Sutiaji menuturkan kebutuhan kedelai di wilayahnya relatif tinggi. Setiap harinya, kebutuhan akan kedelai bisa mencapai dua sampai empat ton. Kebutuhan terbesar datang dari perajin tempe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Malang setiap harinya perlu dua sampai empat ton (kedelai) dari perajin tempe. Sementara saat ini, masih impor terus," sebutnya.
Di sisi lain, sambungnya, lahan tanam di Kota Malang terbatas. Untuk itu, Pemkot Malang bekerja sama dengan Pemkab Tabanan untuk memperkuat sisi produksinya.
Rencana awal, jenis kedelai yang hendak ditanam di Tabanan adalah varietas Anjasmara. Berdasarkan uji coba, hasil produksi kedelai varietas itu bisa mencapai satu ton per Ha.
Bahkan di Tabanan, hasil produksi varietas itu bisa jadi meningkat menjadi 1,7 ton. Namun, Pemkab Tabanan tetap akan melihat karakter tanah Subak Gubug I terlebih dulu. Begitu juga dengan jenis atau varietas kedelai yang tepat, termasuk pupuknya.
"Sementara jenis lahan ini (di Subak Gubug I), sangat subur. (Produksi) bisa lebih dari dua ton. Ada peningkatan satu ton sekian. Pupuknya nanti bisa kami suplai. Serumnya juga," jelasnya.
Informasi awal yang diperoleh, kemampuan petani di Subak Gubug I untuk menanam kedelai berkisar satu ton. Sehingga, dalam satu kali panen, produksinya bisa mencapai 600 ton per panen atau sekitar 1.000 ton lebih dalam dua kali panen.
"(Hasil produksi) itu di kami (Malang) dua sampai tiga bulan sudah habis," ungkap Sutiaji.
Perjanjian kerja sama ini menambah wilayah ekspansi pemasaran produksi pertanian dan peternakan yang diprogramkan Pemkab Tabanan melalui Perusahaan Umum Daerah Dharma Santika (PDDS).
"Sekarang sudah ekspansi. Bukan cuma wilayah-wilayah di Bali saja. Kemarin sudah dengan DKI Jakarta. Sekarang dengan Pemkot Malang melalui Perumda Tunas," kujar Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya.
Meski demikian, belum disebutkan berapa nilai kerja sama yang akan diperoleh. Saat ini, fokus kerja sama baru sebatas penandatanganan perjanjian atau memorandum of understanding (MoU).
Sebab, kata Sanjaya, kerja sama ini tidak akan berhenti pada komoditas kedelai saja. Komoditas pertanian atau peternakan lainnya juga berpeluang untuk dikerjasamakan.
"Apa yang oversupply di Tabanan bisa untuk masyarakat Malang. Apalagi Malang punya storage yang bagus. Teknologi produksi yang luar biasa. Sekarang (produksi pertanian) Tabanan bukan hanya main di hulu dan tengah. Sekarang sudah di hilir," tukasnya.
Dalam penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut, Pemkot Malang juga membawa 1,7 ton daging ayam potong ke Tabanan.
Pengiriman ayam potong dari Malang itu untuk mengatasi tingginya jumlah permintaan.
Sebab, meskipun Tabanan menjadi salah satu daerah penghasil ayam potong, pasokan untuk mencukupi kebutuhan hotel yang menjadi rekanan kerja sama Pemkab Tabanan dianggap masih kurang.
(BIR/nor)