Usia Juhrawiyah, Sepuh Calon Jemaah Haji dari Bali Dipertanyakan

Tabanan

Usia Juhrawiyah, Sepuh Calon Jemaah Haji dari Bali Dipertanyakan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 21 Mei 2023 20:12 WIB
Juhrawiyah, calon jemaah haji asal Bali, berusia 103 tahun. Usianya yang sepuh dipertanyakan, mengingat kondisinya masih bugar.
Juhrawiyah, calon jemaah haji asal Bali, berusia 103 tahun. Usianya yang sepuh dipertanyakan, mengingat kondisinya masih bugar. (Chairul Amri Simabur/detikBali).
Tabanan -

Usia Juhrawiyah, calon jemaah haji dari Bali yang menyentuh 103 tahun, dipertanyakan. Banyak yang meragukan, mengingat sesepuh ini masih tampak bugar. Bahkan, ia dapat beraktivitas tanpa alat bantu.

Sabri (49), salah satu keponakannya sampai berulang-ulang menjawab pertanyaan petugas Kanwil Kemenag Tabanan dan Imigrasi soal usia Juhrawiyah. Harap maklum, tak sedikit yang meragukan usia lebih dari satu dekade Juhrawiyah.

"Banyak yang tanya (usia). Masa iya sih usianya segitu (103 tahun). Kan kami tidak mungkin (berbohong) karena sudah dibuktikan di KTP," ujarnya, Minggu (21/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juhrawiyah saat ini tinggal bersama Sabri di Jalan Anggrek Gang 1D, Kampung Kodok, Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Sehari-hari, Juhrawiyah menemani sang cucu, anak-anak dari Sabri.

"Banyak yang tidak percaya (Juhrawiyah), karena seumuran segitu (103 tahun) biasanya kan menggunakan kursi roda," tutur Sabri, seraya menjelaskan kesulitan membuktikan selain dengan KTP, mengingat berkas-berkas sang bibi di kampung asalnya, Madura, tidak ada.

ADVERTISEMENT

Juhrawiyah, lanjut Sabri, pindah ke Bali sejak 2002 silam. Satu-satunya dokumen yang membuktikan usianya hanyalah surat pengantar dari desa di tempat tinggalnya semula.

"KTP bibi saya dibuat sesuai dengan surat pengantar waktu mengurus kepindahannya pertama kali di rumah saudara di Singaraja," ungkap Sabri, sembari menegaskan surat pengantar itu menyebut tahun kelahiran Juhrawiyah pada 1919.

Namun, Juhrawiyah belum menikah atau berkeluarga. Ia masih lajang hingga kini. Juhrawiyah juga kerap merantau ke beberapa daerah, dari rumah saudara yang satu ke rumah saudara yang lainnya.

"Dulu, lama di Yogyakarta. Kemudian pindah ke Jakarta. Sekarang di sini (Tabanan)," katanya.

Sebagai keponakan, Sabri mengaku bangga dengan Juhrawiyah yang bisa mengikuti ibadah calon haji. Apalagi, untuk berangkat haji antreannya cukup panjang. "Karena kan perlu waktu panjang. Bisa 25 tahun. Bisa 20 tahun," terang dia.

Dengan status lansia, sambung Sabri, seharusnya Juhrawiyah sudah berangkat haji sejak 2020 lalu. Toh, sang bibi sudah mendaftar sejak 2016 silam bersama Sabri dan istrinya, Atniyah (38). Hanya saja kala itu terjadi pandemi COVID-19.

"Waktu itu sudah siap. Bahkan, dijelaskan pakai pendamping. Cuma satu orang (pendamping). Anak, keponakan, atau menantu. Kalau sekarang ini tidak pakai pendamping," tandasnya.

Sebagai informasi, Juhrawiyah menanti tujuh tahun untuk berangkat haji. Jika tidak ada aral melintang, perempuan kelahiran Raas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, itu akan berangkat pada 8 Juni 2023.

Juhrawiyah mengetahui keberangkatan dirinya pada April 2023 dari informasi Kanwil Kemenag Tabanan. "Saya langsung doa. Sudah dipanggil (diundang) nama saya oleh Allah untuk berhaji," tuturnya ceria.




(BIR/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads