Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan berupaya untuk terus mempertahankan identitas sebagai sentra pertanian di Bali. Sebab, sektor pertanian menjadi salah satu kunci keberhasilan program ketahanan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan, Ni Dewa Ayu Putu Sri Widyanti, mengungkapkan hal tersebut turut menjadi fokus Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Menurutnya, ada tiga aspek penting dalam produksi pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan.
"Untuk aspek ketersediaan, kami melaksanakan pengadaan dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah daerah berupa beras. Serta pemantauan ketersediaan di produsen dan pasar," ujar Sri Widyanti, Selasa (18/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pengadaan dan pengelolaan cadangan pangan, Dinas Ketahanan Pangan Tabanan juga memantau lumbung pangan masyarakat. "Sedangkan aspek keterjangkauan, kami melaksanakan pemantauan harga di produsen serta pasar," imbuh Sri Widyanti.
Sri Widyanti menerangkan keberhasilan program ketahanan pangan harus berjalan beriringan dengan segenap stakeholder. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan, akses atau keterjangkauan, serta pemanfaatan kualitas pangan.
Ia mencontohkan pengadaan sarana dan prasarana untuk mendorong produksi pangan yang disokong oleh dari Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum Tabanan. "Selain itu ada juga program yang dilaksanakan masyarakat dengan pemanfaatan lahan pekarangan atau pekarangan pangan bergizi," imbuhnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, produksi beras pada April-Desember 2023 mencapai 115.995 kilogram (kg). Sementara itu, produksi beras pada April-Desember 2024 mengalami kenaikan cukup signifikan, yakni sebanyak 136.130 kg.
Tabanan juga menjadi penyuplai kebutuhan pangan sekaligus penunjang industri pariwisata di Bali. Melalui Perumda Daerah Dharma Santika, kebutuhan pangan berupa beras, telur, dan sayur-sayuran dari Tabanan disuplai ke sejumlah hotel berbintang di Bali.
Seperti diketahui, Kabupaten Tabanan selama ini dijuluki sebagai Lumbung Padi Bali. Hal tersebut karena Tabanan menjadi produsen padi terbesar dan melampaui hasil produksi kabupaten lainnya di Pulau Dewata.
Julukan sebagai lumbung beras tersebut didukung oleh lanskap wilayah Tabanan yang merupakan lahan persawahan. Rumah-rumah warga Tabanan juga memiliki lumbung padi (jineng atau glebeg). Bangunan penyimpanan beras tradisional itu menjadi semacam identitas masyarakat Tabanan yang menyiratkan pentingnya padi dalam kehidupan sehari-hari.
Dukung Program Ketahanan Pangan
Sebelumnya, Tabanan menjadi salah satu lokasi penanaman tanaman pangan yang dihadiri oleh Kapolda Bali Irjen Daniel Adityajaya, Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga, dan Ketua DPRD Tabanan I Nyoman Arnawa beserta jajaran. Sebanyak 1.870 bibit tanaman pangan ditanam di lahan seluas 5 are di kawasan Penebel, Tabanan, pada 24 Februari lalu.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy mengungkapkan kegiatan serupa dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Menurutnya, kegiatan itu untuk mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto.
"Kegiatan kami dilaksanakan di Polsek Penebel. Untuk bibit yang ditanam keseluruhan di wilayah Polda Bali ada 4.494 bibit," kata Ariasandy di Mapolsek Penebel, Senin (24/2/2025).
Ariasandy menjelaskan launching penguatan program pekarangan pangan lestari ini dilaksanakan di seluruh jajaran Polda Bali. Ratusan bibit tanaman pangan yang disiapkan untuk mendukung program ini, antara lain cabai, melon, tomat, dan jagung.
"Seperti di sini (Polsek Penebel), ada lahan yang bisa kami manfaatkan untuk membantu program ini. Jadi, kami manfaatkan lahan-lahan yang ada di mako-mako polres jajaran Polda Bali," ujar Ariasandy.
(iws/gsp)