Bulog mengungkap stok beras di Bali tersisa 1.800 ton. Jumlah ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pulau Dewata selama satu bulan ke depan.
Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali M Sony Supriyadi mengatakan untuk mengamankan pasokan beras, terutama jelang hari raya Idul Fitri, Bulog menarik suplai dari Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penyaluran beras dari luar pulau, kata Sony, diperlukan karena secara keseluruhan Bali belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi beras masyarakatnya secara mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, Bali sendiri memproduksi beras. Tetapi, jumlahnya disebut belum mencukupi.
"Saya sempat ngobrol dengan Kepala Dinas Pertanian Badung, memang secara umum Bali belum mencukupi kebutuhan sendiri," ujarnya, Jumat (7/4/2023).
Sebab, ia melanjutkan, konsumsi beras di Bali tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Ada juga penambahan penduduk luar, baik itu wisatawan maupun pendatang dari daerah lainnya. Sehingga, mereka sama konsumsi beras dan itu kurang," terang Sony.
Adapun daerah penyuplai beras, seperti NTB, rata-rata mengirimkan 200 ton ke Bali. Sementara, Jawa Timur mengirimkan sebanyak 300 ton.
Dengan tambahan kiriman beras dari luar pulau, pasokan beras di Bali ditambah produksi sendiri diyakini mampu menutup kebutuhan hingga enam bulan ke depan.
(BIR/hsa)