Ida Bagus Weda, warga dusun Lebah Sari, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung, menangkap peluang bisnis madu klanceng atau di Bali dikenal kele-kele. Ia bersama beberapa orang kelompok budidaya lebah klanceng punya 15 kantong lebah penghasil madu.
Gus Weda tertarik mengembangkan peternakan kele-kele tak hanya untuk mendapatkan penghasilan, tetapi juga karena merasakan khasiatnya. Ia mengaku sudah mencoba membuktikan khasiat madu kele-kele itu kepada kerabatnya yang alergi dingin.
"Banyak yang bilang coba pakai madu kele-kele ternyata berhasil. Beberapa orang lalu mencoba, bahkan sampai wakil bupati Badung (I Ketut Suiasa) tahu. Saya beri rutin satu Minggu, sudah tidak kumat lagi," tuturnya saat ditemui di Desa Mambal, Sabtu (4/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Weda mulai budidaya lebah sejak 2017. Ia memilih apis trigona karena bisa panen madu lebih banyak, yakni setiap 3 bulan. Ia pun fokus mengajak belasan orang pegiat lebah di desanya selepas pensiun sebagai tenaga kesehatan.
"Terbentuklah kelompok lebah klanceng Tegal Sari ini. Kami mulanya beli satu kandang sudah isi lebah harganya Rp 1,5 juta dari Sumatera Utara. Setelah itu mulai ditambah sampai punya 15 kandang di tahun 2019," jelas Weda.
Ia menuturkan, satu kandang bisa panen rata-rata 300 CC madu murni setiap tiga bulan sekali. Menurutnya, ada lebah jenis lain yang memiliki kemampuan panen hanya 100-125 CC per kotak dengan waktu 8-12 bulan lamanya.
Cita rasa madu kele-kele juga berbeda dari madu biasa. Warnanya sedikit lebih pekat gelap, tidak bening, dan rasa bervariatif sesuai makanan si lebah. Ada perpaduan pahit, manis, dan asam.
"Ini madu segar murni. Rasa madu juga tergantung dari makanan lebah karena vegetasi tanaman. Seperti di tempat saya ada pohon mangga, jadi asam, rasa madu juga agak asam. Ada juga rambutan, rasanya agak manis," jelas Weda.
Khasiat dari madu ini tak usah diragukan. Beberapa sumber menyebutkan, madu Trigona yang juga disebut madu kelulut bermanfaat untuk mencegah diabetes, penyakit jantung, mengatasi flu, mengobati luka, hingga menjaga kebugaran.
Gus Weda mengaku produksi madu lebah klanceng tergolong menjanjikan. Omzetnya bisa mencapai jutaan rupiah. Hasil sekali panen madu saja bisa 3 sampai 3,5 liter. Mereka mengemasnya dalam takaran 100-500 ml.
"Kami pasarkan lewat media sosial, atau dari mulut ke mulut lewat anggota kelompok. Ya kalau masalah harga, kemasan 100 ml dihargai Rp 100 ribu, 250 ml seharga Rp 200 ribu sampai 500 ml seharga Rp 400 ribu," pungkasnya.
(iws/BIR)