Budidaya lebah trigona, penghasil madu kele-kele, sedang menjadi tren bisnis yang menjanjikan. Bahkan, dengan hasil panen satu liter saja, omzet penjualannya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Salah satu yang meramaikan tren bisnis ini Jatiluwih Bee Honey Farm di Banjar Kesambahan Kaja, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan.
"Harganya relatif lebih mahal dibandingkan madu biasa. Untuk kemasan 100 mililiter atau yang kecil, harganya bisa mencapai Rp 100 ribu," jelas Ferdian Octavianto Kurniawan (40), pegiat budidaya Lebah Trigona di Jatiluwih Bee Honey Farm.
Mahalnya harga madu kele-kele, menurut Ferdian, tidak lepas dari khasiat dan kandungan gizinya yang lebih tinggi dari madu biasa yang dihasilkan Lebah Sengat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandungan itu mulai dari kadar propolis yang bermanfaat sebagai obat luka atau infeksi dan asupan pada proses pemulihan di kala sakit. Flavonoid yang bermanfaat untuk mencegah alergi, infeksi, dan peradangan.
"Ada juga asam amino. Kemudian asam folat itu bagus untuk memperbaiki sel-sel pada syaraf otak. Dan beberapa kandungan lainnya. Khasiat madu kele-kele salah satunya untuk mereka yang punya maag. Tinggal mengkonsumsi satu sendok makan dicampur air hangat," imbuhnya.
Budidaya Lebah Trigona
Menurutnya, budidaya lebah Trigona relatif mudah sepanjang lingkungannya menunjang. Ini dikarenakan lebah Trigona yang mudah beradaptasi. Tidak perlu perhatian khusus, yang penting di sekitarnya ada tanaman bunga-bungaan.
Di tahap awal, sambungnya, untuk membudidayakan lebah Trigona perlu memiliki satu koloni. Seiring berjalannya waktu, koloni itu akan berkembang. "Nanti bila sudah panen bisa pecah koloni lagi," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat musim panen, produksi madu kele-kele di Jatiluwih Bee Honey Farm bisa mencapai tiga sampai empat liter. Hasil panen itu dihasilkan oleh tiga jenis Lebah Trigona yang dibudidayakan di tempat tersebut.
"Lebah Trigona itu ada banyak jenisnya. Sekitar 150 jenis. Yang dibudidayakan di sini untuk sementara baru tiga jenis. Di antaranya Biroi (Tetragonula biroi), Itama, Laeviceps (Trigona laeviceps)," ujar Ferdian.
Pria dari Batang, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, ini menyebutkan, produksi madu Kele-kele ada yang diperoleh dengan cara berburu di hutan atau dibudidayakan.
"Lebih bagus (khasiat) yang liar karena sudah tersimpan lama dan madunya pekat. Selain itu, makanannya (sari-sari bunga) juga alami," jelasnya.
Meski begitu, lebah Trigona hasil budidaya tidak kalah khasiatnya, asalkan lingkungan yang menjadi tempat budi daya mendukung dari sisi ketersediaan makanannya. "Asal bisa menanam tanaman yang bunganya tidak terpengaruh musim, sewaktu-waktu bisa panen. Misalkan bunga AMP (air mata pengantin) yang tumbuh tidak kenal musim, bunga Santos Lemon, atau Kaliandra Louisiana," jelasnya.
Selain itu, bila sedang musim hujan, produksi madu kele-kele relatif stabil. Meskipun pada musim ini, lebah lebih sering berdiam di dalam sarang.
"Kalau hujannya reda sebentar, mereka pasti keluar sarang. Tapi begitu hujan, masuk ke sarang lagi," ujarnya.
Keterangan Foto :
Ferdian menunjukkan salah satu kotak atau sarang lebah Trigona yang ada di Jatiluwih Bee Honey Farm, Senin (22/8/2022). (chairul amri simabur/detikBali)
(iws/iws)