Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar mengalokasikan anggaran Rp 5 miliar untuk mengendalikan laju inflasi tahun ini. Maklum, inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) Denpasar relatif tinggi, menempati urutan ke-73 dari 90 kota di Indonesia pada Desember 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, inflasi Kota Denpasar sebesar 0,46 persen pada Desember 2022. Sementara inflasi tahunan tercatat 6,44 persen, yaitu Desember 2022 dibandingkan Desember 2021.
Karenanya, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa akan fokus mengendalikan inflasi. Sebab, Denpasar jadi salah satu acuan sampel inflasi Provinsi Bali di Pemerintah Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dana Rp 5 miliar akan digunakan untuk berjaga-jaga jika terjadi kenaikan inflasi setahun ke depan. Nantinya, kalau pertengahan tahun inflasi bisa di bawah 3 persen, maka dana itu akan dialihkan dan dievaluasi," ujarnya, Selasa (31/1/2023).
Upaya lain untuk mengendalikan inflasi, sambung Arya, yakni melaksanakan operasi pasar, menggelar pasar murah, hingga bazaar pangan.
"Kegiatan itu akan kami lakukan secara konsisten selama satu tahun ke depan. Kami juga berkomunikasi dan menugaskan desa dan kelurahan untuk melakukan gerakan bersama mengendalikan inflasi," imbuh dia.
Adapun, inflasi Kota Denpasar tahun ini ditargetkan tidak lebih dari 5 persen. "Target inflasi per bulan yang diberikan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia (BI) adalah 0,5 persen," katanya.
Berkaca pada Februari 2022 lalu, Kota Denpasar mengalami deflasi. Diharapkan, harga barang-barang pada bulan depan pun turun. "Bisa terjadi deflasi (lagi) pada Februari 2023. Kami optimistis bisa (kendalikan inflasi)," tandasnya.
(BIR/hsa)