Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Putu Winastra pesimistis penurunan harga tiket pesawat domestik mampu mendongkrak kunjungan turis lokal ke Bali. Pasalnya, kunjungan wisatawan domestik selalu bergantung pada libur panjang (long weekend).
"Kalau pun misalnya harga tiket pesawat turun, tapi tidak ada long weekend, tetap tidak memberikan kontribusi yang signifikan," ungkap Winastra di Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Selasa (17/01/2023).
Justru, menurut Winastra, diperlukan penurunan harga tiket pesawat dari luar negeri ke Pulau Dewata. Sebab, ia menilai harga tiket pesawat dari luar negeri saat ini masih mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan tiket berangkat ke Berlin, Jerman, yang dibelinya seharga Rp 28 juta. Padahal, sebelum pandemi covid-19, harga tiket rute serupa hanya sekitar Rp 11 juta.
"Nah, ini yang memang kita dorong, supaya harga tiket pesawat dari luar negeri bisa turun paling tidak sebelum pandemi," jelasnya.
Pun demikian, Winastra berharap semakin banyak maskapai yang datang ke Bali, baik domestik maupun internasional. Dengan begitu, harga tiket pesawat bisa semakin murah.
Khusus untuk domestik, penurunan tiket pesawat disebut mencapai Rp 700 ribu dari Rp 1,5 juta. "Kemarin saya baca di media dari Rp 1,5 juta jadi Rp 700 ribu. Sekali lagi karena tidak ada long weekend, itu (kunjungan wisatawan) tidak signifikan," tegasnya.
Sementara, kunjungan turis asing, khususnya Eropa, masih relatif sama dibandingkan berapa bulan sebelumnya. Terlebih pada Januari hingga Februari 2023 terjadi low season untuk kunjungan turis dari Benua Biru.
Ia berharap akan ada peningkatan kunjungan wisman mulai April 2023 mendatang, mengingat banyak agenda liburan di luar negeri.
(BIR/nor)