Di tangan Kadek Rai Suastika (42), limbah kayu disulap menjadi miniatur kapal pinisi hingga pesawat bernilai ekonomis. Pria asal Banjar Piling Tengah, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Tabanan, itu menekuni usaha kerajinan limbah kayu sejak 2018.
Selain miniatur kapal pinisi, ada pula gantungan kunci kepuakan (alat tradisional untuk mengusir hama burung) yang berbahan limbah bambu. Ia juga membuat gantungan kunci berbentuk ani-ani atau alat pemotong padi tradisional.
Rai Suastika tak berhenti berkreasi. Sejak tiga bulan terakhir, ia mulai membuat miniatur pesawat terbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya iseng-iseng. Bagaimana mengolah limbah kayu yang tidak terpakai di tempat pemotongan punya teman. Biasanya itu dibuang atau dipakai kayu bakar," tutur Kadek Rai Suastika.
Hasil kreasi pertamanya ia tuangkan dalam bentuk kapal pinisi dari bahan limbah kayu bambu. Selanjutnya, ia mencoba membuat gantungan kunci seperti kepuakan atau ani-ani.
Sejauh ini, sudah ada delapan unit miniatur yang dibuat. Proyek pertama miniatur pesawat ia buat sesuai kreasi sendiri, yakni miniatur pesawat Cessna.
"Belakangan karena ada yang beli, saya buatnya pakai mal (template). Biar ukurannya sama," tuturnya.
Selain itu, ia juga sering mengamati tipe-tipe pesawat. Mulai dari Cessna hingga pesawat komersil seperti Boeing.
Berbekal foto pesawat yang dilihat di internet, ia mulai menerka-nerka wujud dan lengkungannya. Seluruh proses pembuatan miniatur pesawat maupun kerajinan lainnya dilakukan secara manual.
"Pakai gerinda dan pisau serut. Untuk menghaluskannya pakai amplas. Kadang untuk membentuk juga pakai amplas," ungkapnya.
Semula ia tidak mengira, ada juga yang berminat membeli hasil kreasi berbahan limbah kayu itu. Ia membuat kerajinan itu saat malam hari, selepas membantu istrinya membuat kue atau mencari pakan untuk ternak kambing.
Kerajinan tersebut dibuat dari berbagai jenis kayu seperti kayu nangka, mahoni, dan lainnya. Limbah kayu tak terpakai itu dia dapatkan di tempat pemotongan kayu.
"Untuk miniatur pesawat yang beli sudah laku dua. Terus ada lagi yang order tiga pieces dan masih dalam proses pembuatan. Kalau yang gantungan kunci dipesan 80 pieces. Saya jual per pieces itu Rp 8.800," sebut Rai Suastika.
Dari sana, ia mulai iseng menjajakan kerajinan limbah kayu buatannya di marketplace. Khusus untuk miniatur pesawat, ia lepas dengan harga Rp 110 ribu.
"Itu sudah termasuk ongkos kirim. Ini sambilan. Saya kerjakan malam hari kalau sudah selesai bantu istri buat kue atau cari makanan untuk ternak," pungkasnya.
(iws/hsa)