Kedelai Mahal, Produsen Tempe di Tabanan Kelimpungan dan Serba Salah

Kedelai Mahal, Produsen Tempe di Tabanan Kelimpungan dan Serba Salah

Chairul Amri Simabur - detikBali
Senin, 03 Okt 2022 11:48 WIB
Syamsul (35) menunjukkan tempe yang sedang dianginkan dan siap untuk dijual ke pasar, Senin (3/10/2022). (chairul amri simabur/detikBali)
Syamsul (35) menunjukkan tempe yang sedang dianginkan dan siap untuk dijual ke pasar, Senin (3/10/2022). (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Harga kedelai saat ini tembus Rp 13 ribu per kilogram. Harga yang dirasa cukup mahal itu membuat produsen tempe di Tabanan kelimpungan dan serba salah.

Kelimpungan karena modal yang mereka perlukan makin tinggi. Serba salah lantaran tidak berani menyesuaikan harga jual kepada pembeli. Jika ukuran tempe diperkecil, para pelanggan akan menolak.

"Pelanggan tidak mau tahu. Kata mereka, saya mau beli tempe, bukan kedelai," tutur Syamsul (35), produsen tempe di lingkungan Kampung Kodok, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Senin (3/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemani istrinya, Farida (29), Syamsul menyebut harga kedelai yang ia peroleh saat ini sekitar Rp 13 ribu per kilogram. Sebelumnya, ia memperoleh harga kedelai Rp 11 ribu per kilogram.

"Naiknya sudah sebulanan ini kalau tidak salah," sahut Farida menimpali.

ADVERTISEMENT

Saat harga kedelai Rp 11 ribu saja, sambung Farida, sudah sangat sulit untuk menjual tempe hasil produksi yang masih skala rumahan. Kini dengan kedelai yang sudah naik, usaha mereka pun makin sulit dari sisi modal.

Farida menambahkan, dulu dengan modal Rp 7 juta dia sudah bisa mendapat satu ton kedelai atau sekitar 20 sak.

"Sekarang, modal segitu kurang Rp 700 ribu atau Rp 6.300.000 cuma dapat setengah ton. Cuma dapat sepuluh sak," ujar Farida mengungkap hitung-hitungan modal yang mesti ia siapkan.

Farida yang menjual tempenya ke Canggu ini menyebutkan, biaya itu belum termasuk modal beli ragi dan plastik yang juga ikut-ikutan naik harganya. Begitu juga kayu bakar untuk merebus kedelai.

"Ragi dan plastik untuk membungkus belum kehitung itu. Ragi sekarang harganya Rp 15 ribu satu bungkus, plastik satu rol sekarang harganya Rp 21 ribu. Tadinya satu rol Rp 17 ribu. Belum kayu bakar, dari Rp 350 ribu sekarang Rp 400 ribu satu pikap," imbuhnya.

Saat ini, pasutri yang berjualan di Pasar Canggu ini tetap mempertahankan ukuran tempe yang diproduksi. Hanya saja ketebalannya dikurangi.

"Kalau tidak begitu tambah rugi. Kami inginnya biar harga kedelai ini bisa di Rp 8 ribuan atau Rp 9 ribuan. Seperti harga sebelum (pandemi) COVID-19," pungkasnya.




(iws/nor)

Hide Ads