Imbas Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengalami kenaikan membuat pengusaha hotel dan restoran di Kabupaten Karangasem saat ini menjadi dilema. Pasalnya harga kebutuhan pokok pasti akan naik, sedangkan bookingan hotel justru menurun, sehingga para pengusaha terancam akan merugi.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karangasem, I Wayan Kariasa mengatakan dengan naiknya harga BBM saat ini tentu akan sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara ke Karangasem. Karena Karangasem merupakan lokasi paling timur di Bali akibatnya biaya transportasi maupun yang lainnya pasti juga akan bertambah sehingga akan sangat berpengaruh.
"Kita sebenarnya baru mau bangkit di pariwisata, tapi sekarang justru kembali mendapat cobaan dengan kenaikan harga BBM setelah sebelumnya harga tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram ke atas juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan," kata Kariasa, Rabu (7/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaitan dengan hal tersebut sebenarnya pihaknya berencana untuk menaikkan harga kamar dan yang lainnya, tapi karena sudah terikat kontrak dengan para travel agent yang berakhir tahun depan tentu sangat sulit untuk menaikkan harga saat ini. Selain itu jika tetap dipaksakan untuk menaikkan harga saat ini kunjungan wisatawan juga masih minim. Jadi sangat dilema sekali bagi para pelaku pariwisata khususnya yang ada di Kabupaten Karangasem.
Apalagi untuk bulan September sampai Desember jumlah bookingan hotel di Karangasem terus mengalami penurunan. Sedangkan biaya operasional terus mengalami peningkatan seiring dengan naiknya harga BBM dan tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram ke atas.
"Saat kunjungan wisatawan mulai menurun justru biaya operasional mengalami peningkatan. Sehingga para pelaku pariwisata kemungkinan akan kembali merugi," kata Kariasa.
Terkait dengan hal tersebut Kariasa berharap kepada pemerintah agar sesegera mungkin mengambil tindakan terkait dengan kenaikan harga BBM saat ini supaya tidak menimbulkan efek yang lebih luas lagi. Kalau bisa langsung melakukan pengecekan ke pasar-pasar supaya harga kebutuhan pokok tetap stabil.
"Selain itu, ketersediaan juga diharapkan memadai karena saat ini untuk tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram ke atas selain harganya yang mahal juga lumayan sulit untuk didapat," kata Kariasa
(kws/kws)