.webp)
Ni Ketut Simpen, salah seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Amlapura Timur pada Kamis (28/4/2022) mengatakan semenjak harga kedelai mahal ukuran tahu dan tempe yang diberikan oleh penyuplai kepadanya semakin menipis, dan ukuran tersebut sangat dikeluhkan oleh para pembeli.
"Ukuran tahu dan tempe mulai menipis sejak dua bulan terakhir dan sampai sekarang ukurannya terus menipis, dan sudah banyak pembeli yang protes ke saya karena ukurannya yang terus menipis," kata Simpen.
Simpen mengatakan terkait dengan mahalnya harga kedelai dari penyuplai juga tidak berani menaikkan harga, sebagai siasat ukurannya yang ditipiskan. Karena jika harganya yang dinaikkan, takutnya tidak ada yang beli.
"Untuk tempe harganya tetap Rp 5.000 tapi ukurannya sangat tipis (sambil memperlihatkan tempe yang ia jual) sedangkan untuk tahu dulu Rp 5.000 dapat 20 biji sekarang cuma 15 biji saja," kata Simpen.
Terkait dengan kondisi ini, Simpen berharap kepada pihak terkait agar segera mencari solusi supaya harga kedelai kembali normal seperti dulu, karena dengan kondisi saat ini sangat mempengaruhi omzet penjualannya. Bahkan semenjak ukuran tahu dan tempe menipis omzet-nya menurun sekitar 50 persen dari sebelumnya.
Sementara itu, Kadek Wati salah seorang pembeli tempe yang ditemui mengaku kecewa karena ia merupakan penggemar tempe sejak dulu, bahkan anaknya juga sangat suka dengan tempe. Namun, meskipun ukurannya menipis, ia tetap beli tempe.
"Saya perhatikan ukurannya semakin hari semakin menipis, tapi karena anak saya suka saya tetap beli. Saya berharap ukurannya kembali seperti dulu," ujar Wati.
(kws/kws)
