Kolektif seni Bali, Kitapoleng, bakal menampilkan pertunjukan yang mengajak penonton untuk menapak tilas air, tanah, dan ingatan budaya tentang sistem subak. Pementasan tersebut merupakan salah satu rangkaian Subak Spirit Talk di Rumah Tanjung Bungkak, Denpasar, pada Jumat (11/12/2025).
Direktur Artistik Subak Spirit, I Gusti Dibal Ranuh, mengungkapkan kegiatan ini sekaligus sebagai respons terhadap polemik pengelolaan kawasan subak di Jatiluwih, Tabanan. Menurutnya, para petani seharusnya turut merasakan manfaat dari perkembangan pariwisata di Jatiluwih.
"Keindahan sawah yang dijual ke wisatawan seharusnya ikut menghidupi petani. Sistemnya harus adil," ujar Dibal saat ditemui di sela-sela persiapan Subak Spirit Talk di Rumah Tanjung Bungkak, Kamis (11/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibal menuturkan Subak Spirit Talk kali ini menyusung tema 'Napak Toya, Kesucian Air dan Kesadaran Manusia'. Tema tersebut mengajak generasi muda untuk kembali menyadari pentingnya subak (sistem irigasi sawah tradisional Bali) yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Menurut Dibal, pertunjukan yang digelar dalam Subak Spirit akan mengajak penonton memahami perjalanan air yang mengalir dari hulu ke hilir. Kesadaran tentang air, dia berujar, merupakan nadi hidup subak di Bali.
Selain pementasan dari Kitapoleng, Subak Spirit Talk juga akan dirangkai dengan pementasan wayang, musik, monolog, hingga diskusi. Beberapa nama yang mengisi kegiatan tersebut adalah musikus Gusti Ayu Laksmi, Robi Navicula, hingga pegiat literasi Candra Kanti atau Yesi Candrika.
Ada pula AA Gede Agung Wedhatama atau Gung Wedha yang dikenal sebagai petani muda sekaligus pendiri PT Bali Organik Subak (BOS). Gung Wedha akan berbagi cerita tentang pertanian berkelanjutan hingga merambah ke pasar ekspor.
"Menjadi petani itu keren dan Subak Spirit mengingatkan agar pengakuan UNESCO dijaga, bukan ditinggalkan," ujar Dibal.
Dibal berharap Subak Spirit dapat menjadi ruang diskusi sekaligus memantik kesadaran tentang pentingnya sistem budaya, spiritual, dan ekologis. "Saya berharap pertunjukan ini bisa diselenggarakan setiap tahun," pungkasnya.
(iws/iws)










































