Cabang pohon jenis Bunut Bulu berusia satu abad lebih di jaba Pura Puseh Desa Adat Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, tumbang pada Minggu (7/12/2025) pagi. Akibatnya sejumlah bangunan dan pelinggih hancur.
Bendesa Adat Samsam I Dewa Made Dwija Putra mengatakan cabang pohon dengan diameter 50 cm dan panjang 25 meter tersebut menimpa Bale Agung, Pelinggih Ratu Anom, genah tapakan (tempat menaruh tapakan), bale gong, pewaregan (dapur), dan penyengker (tembok pembatas).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bale gong menjadi bangunan yang rusak parah karena ditimpa secara langsung oleh batang cabang. Sementara kerugian mencapai Rp 471 juta.
"Tidak ada korban jiwa karena memang tidak ada aktivitas di pura. Tapi saksi yang juga pemangku (pendeta) adat mendengar seperti ada yang menurunkan material dari truk saat pohon roboh," papar Dwija Putra.
Ia menjelaskan tidak ada angin kencang saat kejadian. Namun diduga cabang tersebut patah karena intensitas hujan yang tinggi sejak Sabtu (6/12/2025).
Selain itu, umur pohon yang sudah ratusan tahun membuat cabang tak kuat menahan beban ketika hujan deras. Namun sebelum itu, beberapa prajuru (pengurus) adat sempat mendapat firasat pada sehari sebelum Hari Purnama (4/12/2025) ketika kegiatan bersih-bersih di pura.
"Sebelum Hari Raya Galungan rencana ingin melakukan perompesan. Namun karena banyak ada kegiatan adat sehingga tidak sempat dilakukan. Besok (Senin) dibersihkan puing-puing dan sisa cabang pohon bersama masyarakat dibantu oleh BPBD Tabanan," jelasnya.
Sementara dari sisi niskala, sebelum dilakukan pembersihan dilakukan upacara ngulapin (pembersihan) serta ngingsirang (memindahkan) Pelinggih Ratu Anom. Upacara tersebut dilakukan oleh pemangku di Pura Puseh dan Bale Agung.
"Sedangkan untuk material beserta pohon ini akan di pralina (dilebur) di setra (kuburan) adat dan tidak boleh dipergunakan kembali," tandasnya.
(nor/nor)










































