detikBali

Pengelola DTW Sangeh Bakal Pasang Alarm Evakuasi Turis Saat Hujan Deras

Terpopuler Koleksi Pilihan

Pengelola DTW Sangeh Bakal Pasang Alarm Evakuasi Turis Saat Hujan Deras


Agus Eka - detikBali

Upacara pecaruan di kawasan Pura Bukit Sari area DTW Alas Pala Sangeh, Badung, Jumat (5/12/2025). (Foto: Agus Eka/detikBali)
Upacara pecaruan di kawasan Pura Bukit Sari area DTW Alas Pala Sangeh, Badung, Jumat (5/12/2025). (Foto: Agus Eka/detikBali)
Badung -

Pengelola Objek Wisata Alas Pala Sangeh, di Badung, Bali, bakal memasang alarm evakuasi untuk menjamin keselamatan pengunjung dan staf saat hujan deras disertai angin kencang. Alarm evakuasi secara manual itu akan diaktifkan untuk mengarahkan pengunjung keluar area wisata.

"Sebenarnya berkaca dari peristiwa yang pernah terjadi di Ubud, kami sudah buat aturan. Jadi, kalau sudah hujan, tamu dievakuasi keluar karena kami melihat ketinggian pohon yang ada," ujar Ketua Pengelola Objek Wisata Alas Pala Sangeh, Ida Bagus Gede Pujawan, Jumat (5/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mempertimbangkan keselamatan turis saat hujan, pengelola juga mempertimbangkan kondisi vegetasi hutan Sangeh yang didominasi pohon pala. Pujawan menuturkan struktur akar beberapa pohon di objek wisata itu masih belum kuat sampai menembus lapisan tanah.

"Pohon pala ini akarnya tidak masuk ke dalam tanah, malah mereka saling pegang di atas. Ke depan kami akan pasang alarm, manual, yang kalau misalnya hujan deras, kami akan berikan kode di sana untuk evakuasi tamu biar dibawa keluar," sambung Pujawan.

ADVERTISEMENT
Situasi depan Pura Bukit Sari Sangeh pasca tragedi pohon tumbang di falam kawasan Objek Wisata Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Rabu (4/12/2025). (Dok Polsek Abiansemal)Situasi depan Pura Bukit Sari Sangeh pasca tragedi pohon tumbang di falam kawasan Objek Wisata Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Rabu (4/12/2025). (Dok Polsek Abiansemal)

Seorang pemandu wisata (tour guide) berinisial IBNS tewas tertimpa bangunan bale gong uang roboh akibat pohon pala tumbang di Sangeh pada 3 Desember lalu. Selain menewaskan pemandu wisata, pohon tumbang juga mengakibatkan seorang staf mengalami luka dan patah tulang pada tangan kiri.

Pascainsiden itu, manajemen objek wisata segera menuntaskan tahapan pembersihan fisik yang dibantu instansi pemerintah. Mereka juga menggelar upacara pecaruan secara non-fisik (niskala) sesuai tradisi adat setempat.

"Kemarin kami kalkulasi ada 30 pohon tumbang, yang besar ada sekitar sembilan," imbuh Pujawan.

Objek wisata ini ditutup sementara selama satu pekan, terhitung sejak 4 Desember 2025. Pengelola juga membersihkan puing-puing bangunan yang tertimpa pohon sebelum destinasi dibuka kembali.

"Kami akan buka untuk persiapan Nataru (Natal dan Tahun Baru) mulai 11 Desember 2025. Mudah-mudahan tanggal itu sudah clear area, terutama di aksesibilitas," ungkap Pujawan.

Pujawan berharap musibah ini tidak berdampak negatif dan kunjungan wisatawan bisa kembali mencapai angka maksimal seperti Agustus lalu. Saat low season, dia berujar, jumlah kunjungan ke Sangeh bisa mencapai 400 orang per hari.

"Bulan Agustus kunjungan yang terbesar yang saya rasakan, bisa 1.500 sampai 1.800 tamu per hari saat high season. Itu (wisatawan) kebanyakan dari Eropa," pungkasnya.




(iws/iws)











Hide Ads