Indonesia memiliki berbagai jenis fauna endemik yang tersebar di seluruh pulau dari Sabang hingga Merauke. Namun, keberadaan beberapa hewan endemik di ambang kepunahan. Salah satunya kura-kura jenis leher ular Rote.
Kura-kura leher ular rote terancam punah karena perburuan liar dan perusakan habitat. Hewan ini memiliki habitat asli di rawa-rawa, danau, dan persawahan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat kemarau, hewan ini akan bersembunyi di bawah bebatuan atau daun untuk tetap menjaga suhu tubuhnya. Kura-kura leher ular rote tidak akan menjelajahi perairan payau.
Kura-kura leher ular rote menjadi salah satu dari 25 spesies kura-kura di dunia yang terancam punah. Hewan ini memiliki nama ilmiah Chelodina mccorrdi. Nama ini diambil dari Dr William Patrick McCord sebagai bentuk penghormatan atas jasanya dalam bidang kedokteran hewan dan ahli kura-kura.
Simak sederet fakta mengenai kura-kura leher ular rote seperti dirangkum detikBali dari berbagai sumber berikut ini:
1. Ciri-ciri Kura-kura Leher Ular Rote
Sesuai namanya, kura-kura leher ular rote memiliki leher yang panjang menyerupai ular, bahkan sama panjangnya dengan cangkang yang dimiliki. Lantaran tidak dapat memasukkan leher ke dalam cangkang, hewan ini melipatnya di bagian sisi terluar cangkang. Leher dari kura-kura ini berwarna coklat kegelapan.
Kura-kura leher ular rote memiliki cangkang dengan tekstur kasar dan panjang cangkang 18-24 sentimeter (cm). Kura-kura ini mulai bisa memproduksi telur pada usia 4-6 tahun dan dapat hidup hingga 40 tahun. Kura-kura ini dapat memproduksi 20 telur dalam sekali bertelur.
2. Aktif pada Malam Hari
Kura-kura leher ular rote lebih aktif di malam hari untuk mencari mangsa. Hewan ini biasanya berburu di wilayah air tawar yang dangkal.
Kura-kura ini tergolong hewan soliter atau hidup menyendiri. Karena tidak berkelompok, ia akan menggunakan lehernya yang panjang saat hendak menyergap mangsanya.
3. Hewan Karnivora
Kura-kura ini termasuk dalam spesies karnivora atau piscivora dengan makanan utamanya adalah ikan. Tidak hanya ikan, hewan ini juga mengonsumsi berbagai jenis amfibi, moluska, dan cacing. Selain itu, mereka juga mengonsumsi bangkai dan alga.
4. Upaya Pengembangbiakan di Eropa
Pada tahun 2021, Indonesia menerima 13 ekor kura-kura leher ular rote yang dikirim dari Singapura oleh Mandai Nature. Belasan kura-kura itu terdiri dari 4 ekor betina dan 9 ekor jantan.
Ini merupakan hasil dari perkembangbiakan yang dilakukan di kebun binatang Amerika dan Eropa yang merupakan bagian dari European Association of Zoo and Aquaria (EAZA) dan Association off Zoos and Aquariums (AZA).
5. Habitat Terancam Punah
Kura-kura leher ular rote masuk ke dalam kategori critically dangered atau sangat terancam Punah. Ini disebabkan oleh masifnya perburuan untuk kemudian diperjualbelikan di pasar hewan internasional.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan kura-kura leher ular rote sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Ancaman kepunahan menjadi alasan utama penetapan status perlindungan ini, terutama karena kura-kura ini merupakan hewan endemik yang sudah sangat sulit ditemukan di habitat aslinya di Pulau Rote, NTT.
Simak Video "Video: Bentrok Berdarah di Flores Timur, Polisi Amankan 3 Senjata Rakitan"
(iws/iws)